Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan mengkritisi pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengenai harga beras yang terus meroket dan justru menganjurkan masyarakat makan sagu sebagai substitusi dari konsumsi beras. Menurut Politikus PKS itu, pemerintah tidak bisa hanya menganjurkan substitusi pangan pokok seperti beras untuk pindah ke sagu, sebab urusan beras ini sensitif dan menyangkut kebiasaan konsumsi turun temurun.
Johan menegaskan, seorang Menteri Pertanian harus bertanggung jawab penuh untuk membela kepentingan petani dalam urusan kegiatan Pertanian.
"Harusnya ada kebijakan yang membela kepentingan petani agar situasi terus meroketnya harga beras juga berdampak memberi keuntungan kepada petani. Namun yang terjadi malah sebaliknya, petani kita tidak menikmati kenaikan harga beras dan hal ini harusnya tugas menteri untuk memperjuangkan nasib petani yang terus terpuruk akibat sistem yang tidak membela petani," kata Johan kepada wartawa, Senin (10/10).
Lagilpula, lanjut Johan, potensi sagu di Tanah Air juga belum dikembangkan dengan baik. Padahal, kata dia, kebutuhan terhadap sagu juga terus meningkat setiap tahunnya.
"Jadi ini tantangan Kementan ya untuk menjadikan sagu bisa mendukung program pangan alternatif dengan mengembangkan potensi lokal agar menjadi kekuatan pangan lokal, yang tentunya tidak bisa secara tiba-tiba mampu mensubstitusi posisi beras sebagai pangan pokok strategis di tanah air," ucap politikus asal NTB ini.
Johan berharap pemerintah lebih serius mengelola pasar besar di Indonesia. Sebab menurutnya, pasar beras adalah pasar yang sensitif terhadap perubahan termasuk ancaman krisis pangan global menjadi faktor pendorong fluktuasi harga beras.
"Karena itu saya minta pemerintah segera memperkuat koordinasi dan segera menanggalkan ego sektoral untuk menjaga kestabilan harga beras dan tidak sepenuhnya menyerahkan kepada mekanisme pasar," kata Johan.
Johan meminta Mentan Syahrul untuk bekerja lebih kuat, terutama menjaga manajemen stok beras dan distribusi beras dari daerah surplus ke daerah minus.
"Saya mengingatkan pemerintah agar gejolak harga beras ini jangan sampai berkepanjangan karena akan berpengaruh pada terganggunya stabilitas nasional, jangan hanya terpaku pada stok yang cukup namun gagal menjaga stabilitas harga akan berdampak pada kondisi masyarakat yang semakin terpuruk," pungkasnya.