Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan banjir di Jakarta tahun ini tidak separah yang terjadi saat masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Hal ini terlihat dari jumlah pengungsi banjir saat ini yang jauh lebih sedikit ketimbang saat Ahok memimpin Jakarta.
Pernyataan ini merupakan respons Anies terhadap komentar Ahok mengenai banjir yang melanda Ibu Kota Beberapa waktu lalu.
"Banjir kemarin itu bukan apa-apanya dibanding banjir yang pernah dialami Pak Basuki. Kemarin hanya 1.600 orang yang mengungsi, sedangkan waktu beliau yang bertugas sampai 200.000 lebih orang harus mengungsi," ujar Anies di pelataran Monas, Jakarta Pusat, Kamis (2/5).
Banjir telah menjadi persoalan klasik di Ibu Kota. Pergantian pemimpin tak dapat mengatasi persoalan yang mengancam warga Jakarta setiap tahunnya.
Meski demikian, Anies mengucapkan terima kasih pada para pemimpin Jakarta sebelumnya, yang juga ikut berupaya mengatasi persoalan ini.
"Saya terima kasih kepada semua orang yang pernah bertugas di Jakarta, termasuk Pak Basuki, pasti berpengalaman dengan banjir,"
Disela kunjungannya untuk makan siang bersama dengan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, Selasa (30/4), Ahok sempat mengomentasi cara Anies menangani banjir Jakarta. Menurutnya, Anies bisa mengandalkan pompa yang dimiliki Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk mengantisipasi luapan sungai Ciliwung.
Hanya saja, pompa-pompa tersebut sering tidak diperhatikan saat musim kemarau. Sementara saat tiba musim hujan, banyak sampah di sungai, situ, maupun embung, yang sering menyumbat pompa-pompa air tersebut.
Karena itu, Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Ahok kerap menurunkan alat berat seperti eskavator, untuk membersihkan sungai-sungai di Jakarta. Pembersihan itu juga dibantu pasukan kuning dan pasukan biru.
Namun menurut Anies, saran Ahok tersebut belum tepat untuk dijadikan solusi mengatasi banjir saat ini. Sebab banjir di Jakarta tahun ini, berbeda dengan banjir yang terjadi di masa Ahok.
Banjir yang terjadi beberapa hari lalu, merupakan banjir kiriman yang terjadi akibat luapan air dari hulu sungai ciliwiung di Bogor, Jawa Barat. Karena itu, banjir hanya terjadi di kawasan yang ada di bantaran Ciliwung.
"Jadi memang banjirnya itu di bantaran sungai, belum sampai masuk ke wilayah saringan, belum sampai pompa, itu (banjir) yang sekarang," ungkapnya.