Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal meminta bantuan pihak kepolisian untuk mengamankan Jakarta dari aksi geng motor selama bulan Ramadan. Pasalnya, aksi geng motor yang dapat memicu bentrokan ini kerap meresahkan masyarakat.
“Kami akan bekerja sama dengan aparat kepolisian. Nanti polisi yang akan melakukan penindakan-penindakan, apabila menyangkut pelanggaran-pelanggaran pidana,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditemui di Jakarta, Jumat (10/5).
Selain meminta bantuan polisi, kata Anies, pihaknya juga mengingatkan kepada tokoh masyarakat di seluruh Jakarta untuk mengajak warga sekitar turut menjaga situasi dan kondisi agar tetap aman di lingkungan tempat tinggalnya.
Ajakan Anies tersebut juga berlaku bagi orang tua, khsusnya yang memiliki anak agar menjaga buah hatinya dari perbuatan-perbuatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Saya berharap kepada seluruh masyarakat mulai dari RT/RW, kemudian tokoh masyarakat ajak lingkungannya untuk menjauhi praktik-praktik seperti kebut-kebutan di jalan menjelang sahur. Jadi orang tua jaga itu dan cek di mana anak-anaknya. Pastikan anaknya tidak ikut dalam kegiatan itu,” ucap Anies.
Menurut Anies, imbauan seperti ini perlu disampaikan kepada masyarakat sebagai upaya untuk menghentikan maraknya aksi geng motor yang mengganggu ketertiban dan keamanan. Terlebih, tidak semua persoalan yang ada di Jakarta bisa teratasi dengan penegakan hukum.
“Kalau hanya penegakan aturan saja jadinya kucing-kucingan terus kalau tidak ada usaha untuk menghentikannya. Mau tidak mau, ada dua sisi. Satu sisi masyarakat, kedua sisi penegakan peraturan," ucap Anies.
Seperti diberitakan, sebelumnya ada informasi mengenai sebuah video yang viral menunjukkan segerombolan pemuda yang diduga geng motor tengah berkonvoi mengendarai sepeda motor. Mereka tampak melintasi kolong jembatan dari arah Dukuh Atas menuju Manggarai.
Dalam video yang beredar di jejaring media sosial itu, terlihat seorang pemuda yang tengah berboncengan membawa senjata tajam seperti celurit dan pedang.