Hari ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan genap berusia 50 tahun. Dalam usianya yang menginjak setengah abad ini, Anies memaknainya sebagai perayaan perjuangan ibu.
Anies Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat, pada 7 Mei 1969. Sebelum menjadi Gubernur DKI, Anies menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja hingga kemudian di-reshuffle.
"Sebetulnya, kita kalau masuk ulang tahun itu sebenarnya merayakan perjuangan ibu yang melahirkan kita. Karena setiap kali kita ulang tahun, sebetulnya kita merayakan perjuangan seorang ibu saat melahirkan kita ke dunia ini," kata Anies saat ditemui di kawasan Pasar Induk Kramat Jati, Selasa (7/5).
Selain itu, Anies menyebut momentum ulang tahun ini menjadi kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada sang ibunda. "Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada ibunda, karena berkat beliau lah kita bisa seperti ini," ucapnya.
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini juga mengucap syukur kepada Tuhan atas kesehatan yang diberikan. Selain itu, Anies turut memohon doa agar diberikan kelancaran dalam menjaga amanat untuk memimpin Ibu Kota.
Adapun Anies mengharapkan kesembuhan ibundanya yang tengah sakit. "Minggu lalu sempat sakit, ada masalah di spinal cord di saraf dan tulang belakang, sehingga tidak bisa bergerak sama sekali," kata dia.
Kendati demikian, Anies mengaku dua hari lalu ibundanya telah kembali ke rumah. "Saya sudah janji, pulang awal karena ibu bilang mau bikin nasi tumpeng di rumah," ucapnya.
Pengangguran di DKI
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat tingkat penganggur dengan latar belakang pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi posisi tertinggi dalam tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2019.
Berdasarkan data BPS DKI Jakarta, penduduk usia kerja per Februari 2019 sebanyak 5,45 juta orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 5,17 juta orang adalah pekerja. Sisanya 280.000 orang adalah pengangguran.
Meski demikian, TPT di DKI Jakarta mengalami penurunan menjadi 5,13% pada Februari 2019 dari 5,34% pada Februari 2018. Adapun TPT perempuan lebih tinggi yakni 5,94% dibandingkan TPT laki-laki sebesar 4,58%.
Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Thomas Pardosi mengatakan tingkat pendidikan TPT untuk penduduk dengan pendidikan SMK merupakan yang tertinggi berada di angka 7,82%. Sementara pendidikan SMA sebesar 6,31%.
"Dengan kata lain, terdapat penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SMA dan SMK. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja sehingga TPT relatif rendah," katanya dalam siaran pers.
Hal ini terlihat dari TPT yang berpendidikan SMP, yaitu 2,75%, merupakan yang terendah di antara semua tingkat pendidikan. Sedangkan TPT yang berpendidikan SD ke bawah yaitu 3,39%.
TPT untuk penduduk dengan jenjang pendidikan terakhir SMK pun meningkat dari tahun sebelumnya pada Februari 2018 yang berada di angka 7,16%.
Sementara itu, dari 5,17 juta penduduk yang memiliki pekerjaan, sektor perdagangan menjadi lapangan kerja utama dengan proporsi sebesar 25,59% atau 1,32 juta penduduk bekerja di sektor tersebut.
Kemudian disusul oleh sektor akomodasi dan makan minum serta sektor industri pengolahan dengan proporsi masing-masing mencapai 13,95% dan 12,91% dengan jumlah pekerja masing-masing mencapai 720.000 dan 670.000 pekerja.
Salah satu temuan yang menarik dari data ketenagakerjaan Februari 2019 jumlah pekerja dengan status sebagai karyawan/buruh/pegawai mengalami penurunan dari 63,4% menjadi 61% atau dari 3,26 juta menjadi 3,15 juta pekerja.
Hal ini diikuti oleh pekerja yang berusaha sendiri yang mengalami peningkatan proporsi dari 18,3% pada Februari 2018 menjadi 22,59% pada Februari 2019. Jumlah pekerja yang memilih untuk berwirausaha pun meningkat dari 940.000 pekerja menjadi 1,17 juta.