close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Antara Foto
icon caption
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Antara Foto
Nasional
Kamis, 18 Juli 2019 18:22

Bambu Rp550 juta dibongkar, Anies diminta hati-hati pakai anggaran

Bambu getah-getih di Bundaran HI belum genap berusia 12 bulan.
swipe

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia- Perjuangan (PDI-P), Gembong Warsono, meminta Gubernur DKI Jakarta, Anies BAswedan, untuk berhati-hati menggunakan dana APBD Pemprov DKI Jakarta.

Pernyataan tersebut disampaikan Gembong menanggapi pembongkaran instalasi bambu Getah Getih di Bundaran Hotel Indonesia. Pasalnya, pemasangan karya seni tersebut menghabiskan dana hingga Rp550 juta pada 2018 yang diketahu hasil dari konsorsium BUMD.

"Harus hati-hati. Itu kan duit rakyat tidak sedikit. Saat itu kita berikan apresiasi kepada Gubernur untuk menghidupkan kreativitas seni untuk ditampilkan di DKI Jakarta. Ya, tapi harus proporsional dong," kata Gembong saat dihubungi di Jakarta pada Kamis, (18/7).

Gembong mengungkapkan, anggota dewan sejatinya sepakat apabila Pemprov DKI membuka ruang yang luas bagi karya seni. Namun demikian, karya seni tersebut harus bisa dipilah mengenai ketahanan serta manfaatnya bagi masyarakat.

"Pembongkaran tersebut menunjukkan kalau itu berarti mubazir. Dulu kan pernah dipertanyakan ketahanannya, katanya tahan lama. Tapi kalau faktanya sekarang sudah dibongkar, artinya fakta tersebut tidak sesuai," kata Gembong.

Lebih lanjut, Gembong juga meminta agar sebuah apresiasi seni juga harus cerdas dalam memilahnya lantaran dalam pengadaannya menggunakan uang rakyat.

"Jadi karena seniman perlu diapresiasi diberikan ruang juga. Cuma, dalam pemilihan konten faktor utama bagi Pak Gubernur untuk bisa menampilkan yang betul-betul baik," ucapnya.

Tak hanya anggota DPRD, warga DKI Jakarta juga menyayangkan proyek Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang memakan dana tak sedikit itu. Pasalnya, karya seni itu sudah melekat dan biaya pembuatannya juga mahal, namun tak dibarengi dengan tingkat ketahanan yang kuat. 

"Ya sudah terbiasa melihat itu (getih-getah) sih ya tiap lewat sini. Kan itu mahal, ya, biayanya," ujar Dista, seorang pegawai yang bekerja di sekitar kawasan Bundaran HI.

Hal yang sama juga diutarakan Rama, mahasiswa tingkat awal yang sering melewati Bundaran HI tersebut untuk menaiki transportasi umum. Menurut dia, instalasi bambu tersebut sudah cukup melekat baginya sebagai salah satu ikon di sana.

"Selain mahal, kayaknya sudah jadi ikon sendiri. Kalau menurutku, selain Monumen Selamat Datang di belakangnya. Jadi ya sedih juga," kata Rama.

Namun, baik Dista maupun Rama tidak menampik bahwa pembongkaran tersebut sangat memungkinkan untuk dilakukan, lantaran kondisinya sudah tidak sebagus seperti pemasangan pertama pada Agustus 2018.

"Pas nonton konser HUT DKI kemarin (Sabtu, 22/6), aku ada di dekat bambu itu. Ya emang sudah agak rapuh gitu, ya, kayaknya. Mungkin itu yang bikin dibongkar," kata Rama.

Pembongkaran instalasi karya Joko Avianto tersebut dilakukan pada Rabu (17/7) sekitar pukul 21.00 WIB oleh Dinas Kehutanan Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta karena kondisinya yang sudah rapuh karena cuaca.

Instalasi yang belum genap menginjak usia satu tahun tersebut dulunya diresmikan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018.Biaya pembuatan serta pemasangan instalasi seni bambu tersebut menelan biaya hingga Rp550 juta.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan