close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor pertanian, pihaknya telah menyiapkan inovasi berupa aplikasi peta potensi komoditas ekspor pertanian, IMACE (Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export).
icon caption
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor pertanian, pihaknya telah menyiapkan inovasi berupa aplikasi peta potensi komoditas ekspor pertanian, IMACE (Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export).
Nasional
Kamis, 01 Juli 2021 13:08

Mentan SYL: Aplikasi IMACE pertemukan pelaku usaha agribisnis dan petani

IMACE (Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export) mempertemukan para pelaku usaha agribisnis dengan para petani.
swipe

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor pertanian, pihaknya telah menyiapkan inovasi berupa aplikasi peta potensi komoditas ekspor pertanian, bernama IMACE (Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export), yang mempertemukan para pelaku usaha agribisnis dengan para petani di wilayah sentra komoditas unggulan.

Hal ini dipaparkan oleh pria yang biasa disapa SYL ini dihadapkan tim independen penguji kompetisi inovasi pelayanan public, SINOVIK, pada Rabu (30/6) dari Ruang AWR, Kementerian Pertanian, Jakarta. Mentan secara langsung mempresentasikan sekaligus melakukan wawancara dihadapan tim yang diketuai Prof JB Kristiadi, yang merupakan pakar telematika.

“Berbagai kemajuan digital menjadi peluang bagi hadirnya modernisasi aktivitas termasuk di sektor pertanian, dan kemajuan era ini harus kita manfaatkan,” kata Mentan SYL.

Menurut Mentan, jajarannya mendorong IMACE (baca: ai-mais) menjadi bagian penting, strategis dan akseleratif untuk menghadirkan Indonesia dengan pertanian yang makin maju, mandiri dan modern. Pertanian sebagai potensi bangsa harus memiliki langkah yang jelas dan sistematis, dan pemanfaatan digital media dapat digunakan agar informasi dan data pertanian dapat lebih mudah dan cepat untuk diakses.

Sebagai informasi, IMACE merupakan aplikasi digital yang dikembangkan oleh Badan Karantina Pertanian (Barantan) dan lolos menjadi salah satu 99 Top Inovasi dari Sinovik Tahun 2021 yang digelar Kementerian Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpanrb) dan maju pada tahap berikutnya.  

IMACE menyajikan informasi data ekspor pertanian secara komputasi waktu nyata atau real time. Selain itu, aplikasi ini juga menyajikan data pemetaan potensi komoditas pertanian ekspor di daerah sentra dan menjadi input dalam pemberdayaan masyarakat. Untuk memudahkan penggunaannya, IMACE hadir dalam dua platform aplikasi yang berbasis situs web dan berbasis android yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.

Pada awal pengembangan inovasi ini, ditujukan untuk mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian, GRATIEKS yakni program yang digagas Mentan SYL guna meningkatkan kinerja ekspor pertanian. Dalam kurun waktu lebih dari satu tahun, aplikasi yang telah digunakan di sembilan provinsi ini, telah dapat mendorong performa kinerja ekspor.

Bedasarkan data rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020, peningkatan ekspor pertanian tercatat sebesar 15,2% dibandingkan kinerja tahun sebelumnya. Juga mencatat adanya penambahan 1,300 eksportir baru serta 98 komoditas ekspor pertanian baru atau emerging product sebagai signifikasi dampak terbukanya akses informasi ekspor.

Nurjaman Moctar, salah satu tim independen menyampaikan, era 5G akan memberi dampak pada perdagangan termasuk produk pertanian secara online, untuk itu IMACE menjadi tepat dalam mengambil momentum ini.  “Selain itu, Kementan juga harus segera membangun ekosistem berdasarkan blockhain yang dikelola oleh Kementan,” ujarnya.

Sementara, tim independen lain Rudiarto Sumarwono dari Komisioner Aparatur Sipil Negara menyebutkan, aplikasi IMACE harusnya dapat menjadi gerakan nasional, “Ekosistem ini perlu kebijakan antarlintas entitas, sehingga harus didorong bersama dan jadikan gerakan nasional,” kata Rudi.

Selanjutnya, tim penilai memberi masukan agar ke depan dapat membentuk tim kajian agar IMACE dapat mendorong kepentingan yang lebih besar.

Kepala Barantan Bambang yang turut mendampingi dan pada saat yang sama, juga menyampaikan bahwa pengembangan IMACE bukan semata-mata untuk memenangkan kompetisi Sinovik saja, namun pihaknya sangat terbuka dengan masukan. 

“Arahan dan masukan pak Mentan dan tim independen akan kami jadikan acuan dalam pengembangan IMACE ke depan,” pungkas Bambang.

img
Tri Kurniawan
Reporter
img
Tri Kurniawan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan