Azan berkumandang, Misa Jumat Agung dimulai

Suasana di Jalan Sawah Besar, Jakarta Pusat nampak berbeda pada Jumat (19/4). Pasalnya, dua kegiatan keagamaan digelar secara bersamaan di Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Dua tempat ibadah itu menggemakan khotbah secara bersamaan sekitar pukul 12.00 WIB. Masjid Istiqlal melaksanakan kegiatan ibadah salat Jumat, dan Gereja Katedral menggelar ibadah Jumat Agung.

Berdasarkan pantauan Alinea.id, nuansa telorensi antar umat beragama kental terasa di Jalan Sawah Besar, Jakarta Pusat, yang membelah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, sangat terlihat. Salah satunya terlihat dari sejumlah anggota Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama atau Banser ikut mengamankan gereja yang diresmikan pada 21 April1901 itu.

Kegiatan ibadah Jumat Agung merupakan rangkaian ibadah dari Tri Hari Suci. Dimana kegiatan tersebut dimulai dari Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan berakhir pada ibadat sore Minggu Paskah.

Selama empat hari itu, tempat peribadatan umat Kristiani merayakan misteri terbesar karya penebusan, seperti sangsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus.

Hubungan Masyarakat Gereja Katedral Susyana Suwadie mengatakan, untuk perayaan Jumat Agung, kegiatan peribadatan diawali dengan Jalan Salib.

"Tri Hari Suci dari Kamis Putih sudah dilaksanakan tiga kali, kemudian juga pada hari ini ibadat Jumat Agung diawali dengan ibadat Jalan salib," ucap Susyana, di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).

Susyana melanjutkan, untuk merenungkan kisah sejarah Kristus itu, mereka menampilkannya dalam bentuk Tablo kontemporer. Tablo sendiri merupakan kisah sengsara Yesus Kristus dalam bentuk drama.

"Jalan Salib kreatif yang diperankan oleh orang muda Katolik Gereja Katedral sebanyak 18 orang tadi sudah berlangsung kemudian nanti di pukul 12.00 WIB akan mulai ibadah Jumat agung sebanyak tiga kali, jam 12.00 WIB, 15.00 WIB dan 18.00 WIB," katanyam

Lebih lanjut, dia menyebut Gereja Katedral mengusung tema 'Kita Berkhidmat, Bangsa Bermartabat' pada Tri Hari Suci ini. Susyana menjelaskan, tema tersebut dimaksudkan agar umat Katolik dapat menjalani hidup optimistis dan terus bermanfaat bagi keluarga, sesama dan negara.

"Tema ini terkait dengan pencanangan tahun berhikmat oleh Keuskupan Agung Jakarta karena adanya arah dasar keuskupan yang sejak 2013 ajakan kepada umat Katolik untuk mengamalkan Pancasila. Pada 2013 diawali dengan sila pertama hingga 2019 ini tiba pada sila keempat," ujar Susyana.