close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar menjelaskan mitigasi bencana di Palu. (Kudus Purnomo Wahidin/Alinea)
icon caption
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar menjelaskan mitigasi bencana di Palu. (Kudus Purnomo Wahidin/Alinea)
Nasional
Rabu, 03 Oktober 2018 14:59

Badan Geologi susun rencana mitigasi untuk Palu

Badan Geologi akan memberikan rekomendasi pembangunan di daerah Palu agar tahan bencana.
swipe

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar menyatakan, pemerintah perlu melakukan pemetaan untuk menentukan rencana mitigasi bencana di Palu dan wilayah Sulawesi lainnya. Apalagi setelah gempa yang mengguncang Palu dan sekitarnya pada Jumat (28/10) lalu.

Menurutnya hal ini penting dilakukan, karena Kota Palu berada di wilayah yang rawan bencana, karena berada di sesar Palu Koro.

Saat gempa yang melanda Donggala dan Palu, ada 3 aktivitas geologi yang muncul mendera Palu, yaitu gempa, disusul dengan tsunami, dan likuifaksi alias tanah amblas.

"Jadi ada 3 kejadian yang sekaligus, sehingga saat ini tercatat 1.200 jiwa yang wafat di Palu," ungkapnya di Kantor ESDM, di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (3/9).

Rudy mengatakan, kejadian tersebut berkaitan erat dengan aktivitas sesar yang ada di Palu koro.

"Jadi kejadian pertama yaitu robohnya bangunan akibat gempa, kedua sapuan tsunami yang dibangkitkan oleh longsor karena ada perubahan kolom laut, ketiga adanya likuifaksi yang terjadi karena adanya trigger dari goncangan terhadap pasir. Jadi kaya naruh pasir di baskom, lalu digoyang-goyangin, kan jadi tercerai berai pasir itu, tak jadi padat," katanya menjelaskan.

Agar tidak kembali menimbulkan kerusakan berat dan jumlah korban yang banyak di kemudian hari, Rudy menyarankan agar upaya mitigasi dilakukan secepatnya. 

Menurutnya, setidaknya ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama menyebar alat deteksi dini tsunami di wilayah sesar Palu Koro, kemudian pembangunan ke depan harus memperhatikan kerawanan potensi bencana yang ada di Palu.

"Sekarang itu yang diperlukan ialah mitigasi bencana atas tiga hal, khususnya di Palu dan lokasi lain. Ada gempa, tsunami, dan likuifaksi. Mitigasi harus dilakukan dengan baik, perlu alat pemantauan dalam proses-proses geologi yang perlu disebar di area  Palu, lalu pembangunan di area ini harus benar-benar memperhatikan atas gempa, tsunami di wilayah ini," kata Rudy menuturkan.

Ia mengatakan, sejauh ini pihaknya sedang melakukan riset untuk memetakan daerah mana saja yang rawan terhadap bencana di Palu dan sekitarnya.

"Kami dari Badan Geologi Kementerian ESDM, sudah kirim tim untuk mapping kegempaan, mapping untuk dampak, terus juga mapping dimana saja yang terjadi likuifaksi, karena di Palu itu kiri kanan tebing," ucapnya.

Lebih jauh, Rudy menjelaskan, nantinya hasil pemetaan tersebut akan diserahkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, untuk ditindaklanjuti sebagai rencana pembangunan di daerah Palu. 

"Kita yang melaporkan, nanti bagian teknologinya teman-teman di bagian teknik bangunan di PUPR akan menyesuaikan, karena itu ada kaitannya dengan bangunan, dari kita mau dipakai silahkan, mau tak dipakai ya nanti bisa juga direkomendasikan ke pihak yang ingin membangun di Palu," katanya.
 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan