close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Konferensi pers penemuan gunung bawah laut oleh Badan Informasi Geospasial. Dok: Alinea.id/Immanuel Christian
icon caption
Konferensi pers penemuan gunung bawah laut oleh Badan Informasi Geospasial. Dok: Alinea.id/Immanuel Christian
Nasional
Kamis, 16 Februari 2023 11:26

Badan Informasi Geospasial temukan gunung bawah laut

Gunung tersebut memiliki ketinggian sekitar 2.200 meter yang berada di kedalaman dasar laut sekitar 6.000 meter.
swipe

Badan Informasi Geospasial (BIG) menemukan gunung bawah laut di selatan Pulau Jawa. Penemuan berdasarkan survei Landas Kontinen Indonesia (LKI) di Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dilakukan pada September hingga November 2022. 

Kepala BIG, M Aris Marfai mengatakan, gunung tersebut memiliki ketinggian sekitar 2.200 meter yang berada di kedalaman dasar laut sekitar 6.000 meter. Puncak gunung tersebut berada pada kedalaman sekitar 3.800 meter. 

“Diperkirakan dimensi lebar dari gunung tersebut 7.385 kilometer dengan panjang 14.385 kilometer,” kata Aris dalam konferensi pers, Kamis (16/2).

Menurutnya, gunung bawah laut yang ditemukan di selatan Pacitan, Jawa Timur, ini bukanlah satu-satunya gunung bawah laut yang ditemukan oleh tim survei batimetri BIG. 

Pada 2020, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT melakukan survei batimetri di barat Sumatera dan menemukan gunung bawah laut yang kemudian diberi nama Gunung Bawah Laut Pagai. 

Selain BIG dan BPPT, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan juga pernah menemukan gunung bawah laut, yaitu Gunung Baruna Komba, Abang Komba, dan Gunung Ibu Komba yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Gunung Naung, Gunung Maselihe, Gunung Roa, dan Gunung Kawio Barat yang terletak di Sulawesi Utara. 

“Semua gunung ini sudah dibakukan namanya di Gazeter Republik Indonesia (GRI) tahun 2022. Sementara masih ada beberapa gunung bawah laut lainnya hasil survei K/L lain yang namanya masih belum dibakukan di GRI 2022,” ujarnya.

Aris menyampaikan, pihaknya telah melakukan koordinasi pembakuan nama rupabumi seperti gunung tersebut. Koordinasi dilakukan dengan Pushidrosal, Kementerian ESDM, Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Pacitan pada Rabu (8/2) lalu.

Salah satu hasil dari pertemuan itu adalah terkait penggunaan nama. Tidak ada penggunaan nama orang dan memberikan nama dengan nilai budaya setempat. Pemberian nama akan diputuskan pada pekan kedua Maret 2023.

“Yang disepakati bukan nama orang, ada unsur budaya lokal,” ucapnya.

Setelah ini, kata Aris, pihaknya akan melakukan penelaahan untuk kemudian dibakukan namanya di GRI 2023. Selain itu, BIG akan mengajukan nama gunung bawah laut tersebut ke SCUFN GEBCO untuk dapat dibakukan namanya secara internasional. 

Sebagai informasi, Kegiatan Survei LKI ini bertujuan untuk mendukung program submisi landas kontinen Indonesia di luar 200 mil laut di wilayah selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara, dan memperoleh data batimetri yang akan digunakan dalam pembuktian roo rise (tinggian roo) sebagai kepanjangan alamiah (Natural Prolongation) dari daratan Jawa, serta posisi foot of slope (FOS) yang digunakan dalam delimitasi batas terluar landas kontinen di wilayah selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara. 

Kegiatan ini merupakan swakelola tipe 2 antara BIG dan BRIN. Penemuan gunung bawah laut yang berjarak kurang lebih 260 kilometer dari Pacitan ini ditemukan pada survei LKI di lajur 16-20 dengan koordinat 111,039  BT, 10,661 LS. Survei melintas di lajur tersebut pada periode 6-9 Oktober 2022. Pada studi awal sebelum survei dilaksanakan, tim teknis submisi landas kontinen telah menentukan lajur survei dengan mempertimbangkan potensi adanya natural prolongation.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Berita Terkait

Bagikan :
×
cari
bagikan