Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan soal stunting yang masih jadi masalah besar untuk segera diselesaikan. Menurutnya, permasalahan stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) sebuah negara.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Penurunan Stunting, di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur, Rabu (25/1).
"Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak," kata Jokowi.
Disampaikan Jokowi, anak berusia di bawah lima tahun (balita) di Indonesia terbilang cukup besar. Jumlahnya mencapai 21,8 juta jiwa. Sementara, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat angka stunting di Indonesia pada 2022 sebesar 21,6%.
Oleh karenanya, Jokowi meminta agar setiap daerah memiliki data yang akurat dan rinci. Hal ini diperlukan untuk mempermudah para penyuluh melakukan pengawasan dan memberikan perawatan kepada anak yang mengalami stunting.
Jokowi juga menyinggung soal keberadaan fasilitas posyandu dan puskesmas. Setidaknya terdapat 300.000 unit posyandu dan 10.200 unit puskesmas yang dapat diberdayakan untuk menekan angka stunting di Indonesia.
"Jadi, sebetulnya infrastruktur lembaga yang kita miliki ini, sebetulnya kalau digerakkan betul dan bisa bergerak dengan baik, mudah menyelesaikan persoalan-persoalan ini," ujar Jokowi.
Kendati demikian, Jokowi menyadari persebaran fasilitas posyandu dan puskesmas masih tidak merata. Ia pun mendorong agar ada upaya pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan.
"Memang problemnya, puskesmas itu tidak tersebar merata di seluruh Tanah Air. Ada yang satu kecamatan tujuh, ada yang satu kecamatan dua, ada satu kecamatan hanya kurang dari satu. Ini, yang pemerataan ini yang perlu dilihat," tutur dia.
Jokowi juga mendorong semua pihak untuk bekerja sama dalam upaya menekan angka stunting hingga mencapai 14% pada 2024. Ia menekankan, kualitas SDM menjadi kunci bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara lain.
Sehingga, Jokowi menilai sinergitas antara kementerian/lembaga, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, TNI-Polri, dan swasta menjadi penting untuk mencapai target penurunan angka stunting.
"Target yang saya sampaikan 14% di 2024 ini harus kita bisa capai. Saya yakin dengan kekuatan kita bersama, semuanya bergerak, angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama," ujar Jokowi.