close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pada 20 November 2023, sidang pleno UNESCO memutuskan untuk menerima usulan Pemerintah Indonesia untuk menjadikan bahasa Indonesia bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Foto Kemendikbud
icon caption
Pada 20 November 2023, sidang pleno UNESCO memutuskan untuk menerima usulan Pemerintah Indonesia untuk menjadikan bahasa Indonesia bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Foto Kemendikbud
Nasional
Jumat, 15 Desember 2023 13:09

Bahasa Indonesia diakui UNESCO, selanjutnya apa?

Pengakuan UNESCO memberikan legitimasi internasional terhadap pentingnya Bahasa Indonesia.
swipe

Usulan penggunaan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi pada General Conference (Sidang Umum) UNESCO telah disetujui secara bulat pada Sidang Umum UNESCO pada 20 November 2023. 

Dengan demikian, sekarang terdapat sepuluh bahasa resmi Sidang Umum UNESCO yang terdiri atas enam bahasa PBB yaitu bahasa Inggris, Prancis, Arab, China, Rusia, dan Spanyol serta empat bahasa negara anggota UNESCO lainnya, yaitu bahasa Hindi, Italia, Portugis, dan Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa ke-10 yang diakui sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO.

Banyak manfaat yang diperoleh Indonesia dengan adanya pengakuan itu. Di antaranya adalah akan berdampak positif terhadap perdamaian, keharmonisan, dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan tidak hanya di tingkat nasional, namun juga di seluruh dunia.

Pengakuan UNESCO juga memberikan legitimasi internasional terhadap pentingnya Bahasa Indonesia. Hal ini merupakan pengakuan bahwa Bahasa Indonesia memiliki nilai penting dalam komunikasi global dan merupakan bagian dari kekayaan budaya dunia. Khususnya dalam memperlancar pertukaran informasi dan penyebaran pengetahuan.

Lantas apa upaya selanjutnya agar hal itu terjadi? Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) E Aminudin Aziz mengatakan, dengan pengakuan tersebut, sama saja telah membuka pintu untuk membuanakan atau menduniakan Bahasa Indonesia.

"Pintu sekarang sudah dibuka. Peluang sangat banyak dan juga manfaatnya. Masa tidak dimanfaatkan pintu emas itu untuk semakin membuanakan atau menduniakan Bahasa Indonesia," kata dia dalam pernyataan resminya secara online yang dipantau Jumat (15/12).

Berbagai strategi pun telah dipersiapkan untuk mengantarkan Bahasa Indonesia mendunia. Di antaranya dengan menerapkan sejumlah aspek politik bahasa. Mulai dari korpus bahasa, status bahasa, pemerolehan bahasa, dan prestige planning.  Di mana, hal itu akan menyesuaikan dengan budaya dari masing-masing negara.

"Sebelum diinternasionalisasi, kita harus sudah menetapkan statusnya. Kemudian harus merencanakan korpusnya. Di mana, pembelajaran di luar negeri atau kepada penutur asing harus menggunakan korpus sesuai dengan kearifan lokal. Misalkan, di Korea harus mempergunakan konteks budaya Korea. Mesir mempergunakan konteks budaya Mesir. Baru masuk ke dalam perencanaan, pemerolehannya dan penggunaanya," papar dia.

Target selanjutnya adalah penggunaan Bahasa Indonesia dilakukan dalam berbagai forum lain yang lebih luas. Misalkan saja, dalam forum resmi pada pertemuan internasional di luar negeri. Dengan begitu, Bahasa Indonesia bakal semakin dikenal dunia dan bukan tidak mungkin di masa mendatang menjadi bahasa sehari-hari masyarakat dunia. 

Selain itu, pihaknya juga bakal terus menggelorakan dengan kegiatan-kegiatan lain seperti kesastraan daerah yang akan di bahas bersama-sama UNESCO. Dan hal itu sudah menjadi target pertama pihaknya untuk tahun yang akan datang bersama dengan UNESCO.

"Ini yang kemudian menjadi target dari Badan Bahasa dan seluruh elemen masyarakat untuk semakin memartabatkan bahasa Indonesia. Apalagi bahasa Indonesia sudah status berbahasa resmi UNESCO," katanya.

Dia pun meyakini, bakal semakin banyak masyarakat internasional yang tertarik belajar Bahasa Indonesia. Apalagi pihaknya terus mendapatkan permintaan dari luar negeri untuk mengirimkan guru Bahasa Indonesia. Di sisi lain, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BKPM agar investor yang henak masuk ke Indonesia terlebih dahulu mendapatkan pembelajaran Bahasa Indonesia.

"Bahasa Indonesia diajarkan di 54 negara. Jauh meningkat dari 2020 yang baru 38 negara. Jadi, sudah ada peningkatan signifikan karena jumlah negara dan jumlah lembaga yang menjadi mitra kita beragam. Dan ada lebih dari 300 lembaga dengan 172.000 peserta aktif. Ini sudah melebihi target yang hanya 48 negara," ucap dia.

Sementara Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Australia, Mukhamad Najib mengatakan, di sejumlah negara bagian Australia, telah mewajibkan pembelajaran Bahasa Indonesia. Di seluruh Australia ada 620 sekolah yang mengajarkan Bahasa Indonesia, yang paling banyak di Victoria yakni sebanyak 255 sekolah.

"Pada 2022 ada 107.604 sekolah formal. Ada juga lembaga yang mengajarkan Bahasa Indonesia buat mereka yang sudah bekerja. Selain itu, animo masyarakat sangat baik. Walaupun secara keseluruhan terjadi penurunan minat belajar bahasa asing di Australia karena menganggap bahasa Inggris sudah menjadi password untuk keliling dunia," ucap dia.  

Dengan adanya pengakuan Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa di UNESCO, membuat guru-guru di Australia menyebut hal itu sebagai amunisi baru sebagai alasan untuk belajar Bahasa Indonesia. Belajar Bahasa Indonesia bukan lagi hanya karena tetangga tetapi karena sudah mendapatkan pengakuan dunia. 

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan