Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM meningkatkan status Gunung Ruang di Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara (Sulut), menjadi level II (Waspada) per Sabtu (16/4), pukul 13.00 Wita. Langkah ini dilakukan menyusul terjadinya 287 gempa vulkanik dalam (VA), tektonik lokal, tektonik jauh, dan gempa terasa sejak 1 April lalu.
Masyarakat dan wisatawan pun dilarang mendekati area Gunung Ruang hingga radius 1,5 km dari kawah/puncak dan sektoral 2,5 km di timur, tenggara, selatan, dan barat daya seiring peningkatan status tersebut. Publik juga diharapkan menyiapkan masker guna mengantisipasi potensi bahaya abu vulkanik jika terjadi erupsi.
"Masyarakat di sekitar Gunung Ruang diharapkan tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Ruang. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah (pemda)," tulis PVMBG dalam situs webnya.
PVMBG menyampaikan, pihaknya juga bakal selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut dan Sitaro dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Ruang. Selain itu, meminta Pemda Sitaro senantiasa berkoordinasi dengan PVMBG.
"Atau melalui Pos Pengamatan Gunung Ruang di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Ruang," imbuhnya.
Sejarah letusan
Gunung Api Ruang merupakan gunungapi stratovolcano tipe A. Berdasarkan sejarahnya, Gunung Ruang sempat meletus beberapa kali, seperti tahun 1603, 1808, 1810, 1840, 1870, 1871, 1874, 1889, 1904, 1905, 1914, 1915, 1946, 1949, dan 25 September 2002.
Letusan yang terakhir terjadi setelah gunung api ini lebih dari 50 tahun "beristirahat". Pada letusan nyaris 20 tahun lalu, yang juga disertai aliran awan panas ke sektor selatan-tenggara hingga ke laut, menghasilkan kolom dengan ketinggian lebih dari 5 km di atas puncak dan satelit mendeteksi ketinggian abu vulkanik hingga lebih dari 16 km.
Sementara itu, berdasarkan perkembangan aktivitas kegempaan sejak Januari-16 April 2022, pukul 06.00 WITA, kegempaan Gunung Ruang berfluktuasi. Namun, secara umum menunjukkan adanya peningkatan, terutama gempa-gempa vulkanik dalam per 7 April. Gempa ini terjadi akibat intrusi magma dari dalam dan mengindikasikan peningkatan aktivitas vulkanik, yang berpotensi diikuti letusan meskipun tidak dapat dipastikan kejadiannya.
Adapun potensi bahaya letusan Gunung Ruang, merujuk peta kawasan rawan bencana (KRB), ada tiga tingkatan. KRB III menjadi kawasan yang selalu terancam aliran awan panas, aliran lava, dan gas vulkanik dengan konsentrasi tinggi dan berbahaya.
KRB juga selalu terancam hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) berukuran lebih dari enam sentimeter. Kawasan yang berpotensi terlanda lontaran batu berada pada radius sekitar 2,5 km dari pusat erupsi.
Lalu, KRB II atau kawasan yang terancam aliran awan panas, aliran lava, dan gas vulkanik dengan konsentrasi tinggi dan berbahaya. kawasan ini selalu terancam hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) berukuran 2-6 cm dan berada pada radius sekitar 5 km dari pusat erupsi.
Sedangkan KRB I adalah kawasan yang berpotensi terlanda hujan abu serta kemungkinan dapat terlanda lontaran batu dan perluasan lahar/awan panas.
Pun berpotensi terlanda aliran lahar, terutama di sepanjang daerah aliran sungai (DAS), dekat lembah sungai, atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak. Area yang berpotensi dilanda lontaran batu ini berada pada radius 7 km dari pusat erupsi.