close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bambang Brodjonegoro/Antara Foto
icon caption
Bambang Brodjonegoro/Antara Foto
Nasional
Selasa, 03 Agustus 2021 17:43

Bambang Brodjonegoro sebut susunan kabinet era Jokowi tak ideal

Kemenristekdikti/Kepala BRIN dianggap lebih kuat dalam mengkoordinasi kegiatan riset dan inovasi.
swipe

Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menilai susunan kabinet era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini tidak ideal.

Merujuk Undang-Undang (UU) 11/2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek), perguruan tinggi terlibat dalam kegiatan riset dan inovasi, sebagaimana tri dharma perguruan tinggi. Jadi, Kemenristekdikti/Kepala BRIN dianggap lebih kuat dalam mengkoordinasi kegiatan riset dan inovasi.

“Jangan lupa Kabinet Kerja 2014-2019 Jokowi ada Kemenristek Dikti, tetapi ya karena saya ditunjuk sebagai menteri dan ketika disampaikan Bapak Presiden, saya diminta untuk menjadi Menristek/Kepala BRIN,” ucapnya dalam Alinea Forum  bertajuk ‘Organisasi Riset dan Inovasi Bagi Kemajuan IPTEK’, Selasa (3/8).

“Saya bertanya, Diktinya kemana Pak? Diktinya kembali ke Dikbud. Nah, sebenarnya kalau istilah kita bisa berandai-andai, waktu itu bisa diputar kembali dan barangkali ada pemahaman yang lebih dalam UU Sisnas Iptek, terutama kepada yang desain atau membantu Bapak Presiden mendesain kabinet, sebenarnya akan ideal itu kalau waktu itu saya dilantiknya menjadi Menristekdikti/Kepala BRIN,” lanjutnya.

Berkaca dari pengalaman saat menjadi Menteri PPN/Kepala Bappenas, kata dia, Kepala BRIN bertugas melaksanakan koordinasi dalam perencanaan. Sebab, masing-masing kementerian memiliki penelitian dan pengembangan (litbang) dan pengkajian dan penerapan (jirap) yang perlu diorkestrasikan dalam perencanaan di tingkat nasional. Di sisi lain, perguruan tinggi semestinya perlu dilibatkan, karena disana tersedia banyak pelaku riset dan inovasi di Indonesia.

“Kalau mereka di bawah satu atap, Riset dan Dikti, seperti 2014-2019, dan diperkuat riset dan inovasinya melalui BRIN, ya meskipun ini sifatnya teori atau sifatnya ide, kondisinya baik sekali dalam pengertian tidak ada lagi kebingungan,” ujar Bambang.

Ketika masih menjabat Menristek/Kepala BRIN, kata dia, perguruan tinggi ingin dikoordinasikan dalam kegiatan-kegiatan riset dan inovasi. Sebab, lanjutnya, untuk mengatrol perguruan tinggi menjadi top dunia, bukanlah berapa banyak hasil riset yang dipatenkan, tetapi kualitasnya. Meski, tentunya tidak melupakan misi pendidikan.

“Perguruan tinggi sempat mengeluh, wah kita nih agak repot nih, punya dua bapak, satu ke Mendikbud, satu ke Menristek, karena tri dharmanya seolah terbelah dua,” tutur Bambang.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan