Banjir bandang memutus akses jalan menuju Dusun Semoyo yang berada di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Selain itu, tanah longsor juga terjadi pada Dusun Beru, di Desa Blimbing. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri bersama organisasi perangkat daerah mengerahkan alat berat untuk membuka akses menuju Dusun Semoyo.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana telah berada di lokasi terdampak untuk melihat kondisi terisolirnya dusun tersebut. Laporan BPBD pada, Senin (3/1), pukul 12.15 WIB, sebanyak 42 KK terdampak di Dusun Semoyo.
Sementara itu, tanah longsor sebabkan dua rumah rusak di Dusun Beru, dengan rincian rumah rusak ringan satu unit dan rusak sedang satu unit. Sebanyak 2 KK atau empat jiwa terdampak longsor di dusun ini, dan tidak ada korban akibat insiden ini.
“Mereka yang rumahnya rusak mengungsi sementara waktu ke rumah saudara terdekat. Kejadian juga memutuskan pipa air minum sepanjang 100 meter di Desa Blimbing,” ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa (4/1).
Bencana ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah Kediri pada Minggu (2/1), pukul 16.30 WIB. Bencana ini juga diperparah faktor tanah labil. Menurut informasi BPBD Kabupaten Kediri, kondisi tersebut akibat alih fungsi lahan yang digunakan untuk tanaman produktif, seperti jagung, cabai dan bawang.
Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten Kediri memiliki 8 kecamatan dengan potensi bahaya banjir bandang dengan kategori sedang hingga tinggi. Sedangkan pada bahaya tanah longsor dengan kategori yang sama, sebanyak 10 kecamatan teridentifikasi dengan potensi bahaya tersebut. Kecamatan Mojo salah satu wilayah dengan dua potensi bahaya tersebut.
Merujuk catatan BNPB pada kurun 2016-2012, sebanyak 10 kali Kabupaten Kediri dilanda bencana tanah longsor. Pada periode tersebut, total ada korban meninggal dunia empat jiwa, luka-luka tujuh jiwa, rumah rusak 26 unit, dan fasilitas rusak satu unit.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor atau pun angin kencang. Khususnya, puncak musim hujan pada bulan ini hingga Februari.