Banjir di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/10) pukul 04.30 WIB, merusak sejumlah rumah dan menutup akses jalan di Desa Sirnabakti.
"Hujan dengan intenstias tinggi memicu meluapnya debit air Sungai Cipalebuh dan Cikaso," tutur Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Becana (BNPB), Raditya Jati dalam keterangannya Senin (12/10).
Banjir tersebut juga menghantam sejumlah desa di Kecamatan Pameungpeuk, yaitu Desa Mandalakasih (Kampung Leuwi simar, Punaga, Sukapura, Asisor dan Sukagalih), Desa Sirnabakti (Leuwigenteng), Desa Paas (Segleng), Desa Jatimulya (Babakan, Selaawi, Jampang, Cidahon dan Cikuda) dan Desa Bojong Kidul.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut pukul 17.30 WIB merinci kerusakan akibat banjir tersebut, yaitu sebanyak tujuh rumah rusak berat (RB), rusak sedang (RS) 20, dan rusak ringan (RR) sebanyak 35 bangunan.
"Banjir juga mengakibatkan rumah terendam 250 unit. Sedangkan fasilitas umum, tercatat fasilitas ibadah RR 1 unit, fasilitas Kesehatan RR 1, kantor pemerintah RR 1 dan jembatan RB 3," jelas Raditya.
Berdasarkan pantauan tim BPBD di lapangan, air telah surut di Desa Sirnabakti, Kecamatan Pameungpeuk.
"BPBD setempat sejak awal melakukan koordinasi dengan aparat pemerintah dan mitra terkait di tingkat kecamatan, Basarnas, TNI, Polri dan pihak lain di daerah untuk melakukan penanganan darurat. BPBD telah mengevakuasi warga ke tempat yang aman. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD terus melakukan pemutakhiran data di lapangan," paparnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat terus waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi.
"Identifikasi potensi bahaya dan diskusikan dengan anggota keluarga terhadap risiko dan upaya pencegahan maupun langkah mitigasi, untuk mengurangi atau menghindarkan dampak bencana," pungkasnya.