Dua pekan pascagempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, banyak narapidana yang menghuni Lapas Palu, Donggala dan Parigi belum kembali ke tahanan. Pihak kepolisian pun masih melakukan pendekatan meminta para napi agar kembali secepatnya.
“Sampai saat ini belum semua warga binaan yang sudah melapor untuk kembali ke lapas. Adapun yang sudah melapor tercatat tak ada setengahnya,” kata Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Jakarta pada Kamis (11/10).
Berdasarkan data yang dimiliki kepolisian, di Lapas Palu sampai saat ini baru 27 napi yang melapor dari jumlahnya yang mencapai 561 penghuni lapas. Artinya, masih ada 534 warga binaan yang belum kembali atau melaporkan.
Di Lapas Donggala pun demikian. Tercatat hanya 49 napi yang sudah melapor dari jumlah penghuni lapas sebanyak 342 orang. Jadi, masih ada 293 napi Lapas Donggala yang belum melapor hingga kini. Sedangkan di Lapas Parigi, tersisa 76 napi yang diketahui sudah melapor dari jumlah penghuni lapas yang berjumlah 380 napi.
Kepada para napi di tiga lapas yang sudah kembali, kata Dedi, akan ditampung di Rutan Maesa. Pasalnya, Lapas Palu, Donggala dan Parigi sampai saat ini belum dapat difungsikan kembali. Kondisi di lapas-lapas tersebut mengalami kerusakan berat, sehingga membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk memperbaikinya.
“Di Rutan Maesa Palu sendiri sebenarnya juga masih ada 333 napi yang belum kembali. Padahal sebelum terjadinya gempa jumlah penghuninya 465 napi,” tutur Dedi.
Untuk mengamankan para napi di Rutan Maesa, sejumlah personel Polri dikerahkan untuk membantu pengamanan di sana. Sayangnya, saat ditanya jumlah personel yang mengamankan, Dedi enggan menjelaskannya secara rinci.
“Iya akan ada back up personel yang diminta ke Kapolda Sulteng untuk membantu pengamanan di Rutan Maesa karena akan dijadikan penampungan sementara napi-napi yang sudah kembali,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menuturkan warga binaan yang belum kembali masih akan terus diberikan pendekatan untuk segera kembali.