Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kankemenag Kabupaten Rembang, Zuhri menuturkan, sedikitnya ada 738 calon haji terpaksa harus menunda hajinya.
“Jumlah calon haji yang telah melunasi 761 orang. Sebanyak 23 calon di antaranya membatalkan karena meninggal dan sebab lainnya,” kata Zuhri, Sabtu (19/6).
Zuhri mengatakan, persiapan haji yang dilakukan sudah optimal. Dia menyebut, pemerintah tidak gegabah dalam menentukan keputusan.
"Sebagaimana yang ditegaskan Menteri Agama, keputusan pembatalan haji ini semata-mata demi keselamatan jemaah,” ujarnya.
Adapun dengan pembatalan ini, salah satu jemaah haji asal Rembang, Budiono, mengucap syukur.
Sebagaimana diketahui, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, kembali memutuskan untuk menunda keberangkatan jemaah haji. Pembatalan ini semata-mata untuk menjaga keselamatan jiwa jemaah di masa pandemi.
Dilansir dari siaran pers Kementerian Agama, Sabtu (19/6), Budiono tak menampik, ada rasa kecewa dalam dirinya karena tahun ini pemerintah Indonesia mengambil keputusan itu. Pasalnya, Budiono harusnya berangkat ke tanah suci pada musim haji 2020.
Akan tetapi, Budiono menyatakan dirinya bersyukur atas penundaan tersebut.
“Alhamdulillah karena Allah masih melindungi jiwa dan kesehatan kami dengan penundaan ini. Kami sepenuhnya bisa memahami keputusan pemerintah. Dalam situasi yang masih mengkhawatirkan ini sangat tidak mungkin bagi pemerintah untuk memberangkatkan jemaah,” kata Budiono, Sabtu (19/6).
Dia melanjutkan, dirinya sama sekali tidak keberatan. Dia yakin, Tuhan memiliki rencana terbaik atas penundaan ini. Di masa pandemi ini, Budiono sadar kesehatan menjadi hal utama yang harus dijaga.
“Kesehatan bagi kami lebih penting. Insyaallah kalau Allah mengizinkan, tahun depan kami sudah siap berangkat haji,” ucap Budiono.
Apalagi, menurut Budiono, selama ini ia telah mempersiapkan rencananya untuk berangkat haji dengan baik. Budiono dan istri merupakan calon jemaah yang rencananya akan diberangkatkan melalui embarkasi Solo. Persiapan mulai dari sarana berhaji, persiapan fisik, hingga persiapan mental telah dia lakukan sejak 2020 lalu.
“Saya bersama istri sudah mempersiapkan segala sesuatunya sejak dua tahun lalu. Kami juga sudah hafal manasik haji, karena tim Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Ibriz memberikan bimbingan haji kepada kami secara lengkap,” tutur Budiono.
Senada dengan Budiono, calon jemaah haji lainnya Siti Haniah mengungkapkan keikhlasannya. Bagi Hani’ah, dia dan jemaah lainnya harus bisa mengambil hikmah dan pembelajaran atas keputusan pemerintah ini.
“Sedikit kecewa iya, karena sudah menunggu 10 tahun lamanya. Banyak sekali teman-teman jemaah yang sudah sepuh bahkan sudah meninggal dunia namun belum bisa berangkat,” ucap Hani’ah.