close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Logo Baznas. Foto istimewa
icon caption
Logo Baznas. Foto istimewa
Nasional
Senin, 10 Januari 2022 14:34

Baznas: Banyak warga di daerah bencana mendadak menjadi mustahiq

Baznas ingin melakukan konsolidasi nasional dari potensi zakat yang cukup besar untuk penanggulangan bencana.
swipe

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memiliki agenda besar terkait dengan situasi bencana. Dalam hal ini, Baznas akan memanfaatkan potensi dana zakat untuk penanggulangan bencana.

Berdasarkan dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2021, total bencana yang terjadi di Indonesia sebanyak 1.969 kejadian, hingga memakan 519 korban jiwa, kemudian terdapat 74 korban hilang, dan yang terdampak akibat bencana 6,2 juta orang. Sehingga, ini menjadi perhatian dari Baznas. 

Pimpinan Baznas RI Saidah Sakwan menyampaikan, banyak kejadian di daerah bencana yang kemudian mendadak menjadi mustahiq

"Seperti kasus terakhir di Lumajang ada 2.859 rumah yang hilang di sana dan itu terdampak kepada sekian ribu orang yang kemudian menjadi mustahiq. Apa yang bisa dilakukan oleh Baznas? Apa yang bisa dilakukan oleh Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ)?” kata dia dalam Seminar Nasional “Potensi Dana Zakat Untuk Penanggulangan Bencana”, Senin (10/01).

Menurut Ia, saat ini Baznas memiliki potensi zakat sekitar Rp320 triliun dalam satu tahun.

“Potensi yang segini besarnya, kemudian ada persoalan/musibah ini bagaimana mensinergikan? Apa yang bisa dilakukan oleh Baznas atau OPZ secara nasional di dalam menyelamatkan nyawa, itu yang menjadi prioritas kita di daerah bencana. Ini menjadi bagian penting dari apa yang akan kita lakukan dalam 2-3 hari ini,” jelas Saidah

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa Baznas ingin melakukan konsolidasi nasional dari potensi zakat yang cukup besar untuk penanggulangan bencana dan kemaslahatan para penyitas musibah.

“Kita ingin konsolidasi gagasan, konsolidasi gerakan. Supaya dana zakat untuk penanggulangan bencana ini punya gambar besarnya, karena selama ini kami masih melihat bahwa kita mengelola kebencanaan ini sendiri-sendiri, ada Baznas tersendiri. Ini yang akan kita konsolidasikan, yang ingin kita sinergikan supaya ada kesatuan cara berpikir dan ada kesatuan strategi di dalam penanggulangan bencana,” ujarnya

Saidah Sakwan juga mengatakan kasus bencana di Lumajang menjadi praktek baik yang bisa diadopsi. 

“Dan yang terjadi hari ini, Baznas dipercaya Pemerintah Kabupaten Lumajang menjadi satu-satunya lembaga yang bisa mengkonsolidasi dana publik, jadi kalau ada dana dari manapun yang akan membantu untuk musibah Lumajang. Maka disetorkannya kepada BAZNAS Lumajang, dan kita juga mengkonsolidir itu,” tutup dia

Sementara, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati memaparkan mengenai peran Baznas dalam penanggulangan bencana. Pertama, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Pengurangan Resiko Bencana (PRB) melalui edukasi. Kedua, menangani korban bencana melalui tahapan penyelamatan, reconstruction. Ketiga, menumbuhkan jiwa kerelawanan di masyarakat, menguatkan kapasitas dan membangun jaringan relawan. Dalam membentuk lembaga unit kerja Baznas Tanggap Bencana (BTB). 

“Dukungan Baznas dalam penanggulangan bencana saya rasa cukup banyak. Jadi kami berterima kasih atas kebersamaan kita untuk mendukung penanggulangan bencana di Indonesia,” tutur dia

“Dalam hal penanggulangan bencana ini menjadi urusan kita bersama tidak hanya pemerintah, tapi dimana porsi-porsi mereka yang telah diatur dalam undang-undang. Artinya, tujuan kita sama sesuai dengan UUD 1945, itu yang harus kita perkuat untuk menjaga keselamatan bangsa dan negara kita,” tambahnya.

img
Kania Nurhaliza
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan