Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri (Kadiv Humas Polri) Irjen M Iqbal mengatakan benda diduga bom yang ditemukan di kediaman pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan bom palsu.
Hal itu setelah melihat hasil pengumpulan alat bukti dan hasil analisa secara ilmiah di lapangan yang dilakukan tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri.
"Memang ada sejenis paralon, ada kabel-kabel, ada baterai. Tetapi tidak merupakan serangkaian firing devices selayaknya bom. Ditemukan juga semen putih disitu," ujar M Iqbal di Gedung Rupatama Markas Besar (Mabes) Polri Jakarta, Kamis (10/1).
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan Puslabfor Bareskrim Polri, benda diduga bom tersebut tidak memiliki daya ledak eksplosif. "Maka dari itu Polri menyimpulkan yang ditemukan di kediaman pimpinan KPK di Bekasi adalah fake bom," katanya.
Kendati begitu, Polri masih menyelidiki teror yang dilakukan di kediaman rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarief.
"Sedang kami selidiki, itu memang ada dua benda ya. Benda itu diduga merupakan molotov, satu meledak dan yang satu tidak," ucapnya.
Polri berkomitmen untuk mengungkap pelaku teror di kediaman pimpinan KPK. Ia mengimbau agar masyarakat dapat bersabar dalam penyelidikan pelaku teror.
Tim yang terdiri atas jajaran Polda Metro Jaya, dibantu anggota Detasemen Khusus Antiteror 88, Inafis, dan Puslabfor sudah menemukan semua petunjuk, keterangan serta CCTV dan masih mendalaminya hingga kini.
Namun untuk kediaman Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif, belum banyak yang ditemukan secara ilmiah, yakni hanya dua botol yang salah satunya pecah.
Terkait dengan itu, Polri telah membentuk tim khusus untuk mengungkap pelaku teror yang dilakukan di kediaman pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo dan Laode M Syarief. Tim khusus itu diketuai oleh Kepala Densus 88 Anti Teror, M Syafii.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bentuk komitmen Polri untuk mengungkap pelaku teror ini adalah dengan membuat tim khusus. Tim khusus ini terdiri dari berbagai lembaga di Kepolisian.
"Dipimpin oleh Kepala Densus 88 Anti Teror. Terdiri dari Polda Metro, Direktorat Kriminal Umum, Tim Puslabfor, Inafis, dan juga dari Densus 88 Anti Teror," papar Dedi di Gedung Rupatama Mabes Polri pada Kamis (10/1).
Dengan dibentuk tim khusus tersebut, Polri berkomitmen untuk menyelesaikan secara komprehensif dan cepat untuk mengungkap pelaku teror kepada pimpinan KPK.
Sementara, Kepolisian tidak menambahkan personel untuk menambahkan pengamanan kepada petinggi KPK. Jumlah personel untuk mitigasi ancaman kepada lembaga anti rasuah itu sudah mencukupi.
"Kemarin sore saya sudah komunikasikan dengan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, mas Febri. Mas Febri bilang dari sisi mitigasi ancaman sudah cukup," kata Dedi.
Namun, apabila eskalasi ancaman meningkat, Polri mengklaim selalu siap mengerahkan personel untuk memberikan bantuan keamanan kepada KPK. Saat ini, pihaknya melakukan patroli yang intens di kediaman pimpinan KPK.
Sebelumnya, barang diduga bom ditemukan di pagar rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat. Selain itu juga terdapat teror bom molotov di rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, di Kalibata, Jakarta Selatan, pada Rabu (9/1) pagi.