Sebuah video menggegerkan media sosial saat bendera dengan panji tauhid dikibarkan di Poso.
Aksi bela tauhid di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, diwarnai pengibaran bendera tauhid, seperti viral di media sosial. Kejadian itu berlangsung di kantor DPRD Kabupaten Poso. Aksi di Poso itu disebut-sebut dilakukan oleh anggota Front Pembela Islam (FPI).
Pihak Polres Poso sudah memeriksa sejumlah saksi terkait pengibaran bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid milik di Kantor DPRD Poso pada Jumat (26/10).
"Apakah ada unsur pidananya, kami masih menunggu hasil pemeriksaan saksi oleh penyidik," ujar Kapolres Poso AKBP Bogiek Sugiarto yang dihubungi via ponsel di Poso, Minggu (28/10).
Bogiek mengatakan bahwa pengibaran bendera hitam yang terjadi di dua tempat yakni DPRD dan Lapangan Sintuwu Maroso itu bukan dengan cara menurunkan bendera Merah Putih, namun saat itu tiang bendera sedang kosong, tidak ada berkibar bendera Merah Putih. Hal ini dikuatkan kebenarannya dengan hasil olah TKP yang saat itu langsung digelar.
"Tidak ada aksi atau gerakan menurunkan bendera merah putih dan menggantikan bendera hitam, dan saat itu juga, tidak hitung jam, mereka langsung menurunkan bendera hitam itu," ujarnya.
Wakil Ketua I DPRD Poso Suharto Kandar yang dihubungi terpisah membenarkan tidak ada aksi penurunan bendera merah putih, namun hanya pengibaran bendera hitam di halaman DPRD Poso dan Lapangan Sintuwu Maroso.
Dia katakan, satu hari sebelum aksi itu, Satpol PP telah menurunkan bendera merah putih karena telah usang dan direncanakan akan diganti dengan yang baru.
"Nah Satpol PP ini lupa memberitahukan kepada kami, akan diganti bendera Merah Putih hingga sampai pada hari aksi pengibaran bendera hitam itu dilakukan," ujar Suharto.
Suharto mengaku menerima perwakilan demo itu sekitar 50 orang di dalam ruangan DPRD, namun tidak mengetahui adanya aksi pengibaran bendera hitam dan baru diketahui setelah viral di medsos, baik foto maupun video.
Setelah viral di medsos, Suharto langsung mengonfirmasi kepada Sekwan dan Satpol PP yang bertugas saat itu.
Menurut Suharto, aksi itu dilakukan sekitar 500 orang yang datang dengan menyampaikan orasi dengan baik, dan di dalam ruangan juga menyalurkan aspirasi yang baik.
Tuntutan mereka salah satunya agar Banser dibubarkan dan meminta DPRD untuk menyampaikan hal itu kepada Kapolri.
"Setelah mereka bubar, saya hanya dengar ada bunyian, dan meninggalkan DPRD, eh setelah saya pulang, saya melihat di medsos ada pengibaran bendera, tapi hanya di lapangan itu," tuturnya. (Ant).