close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pesawat Boeing 737 milik Adam Air yang membawa 102 orang jatuh dari ketinggian udara ke perairan Pare Pare, Sulawesi Selatan pada 1 Januari 2007. / Wikipedia
icon caption
Pesawat Boeing 737 milik Adam Air yang membawa 102 orang jatuh dari ketinggian udara ke perairan Pare Pare, Sulawesi Selatan pada 1 Januari 2007. / Wikipedia
Nasional
Kamis, 01 November 2018 05:26

Berkaca pada investigasi black box pesawat Adam Air

Pesawat Boeing 737 milik Adam Air yang membawa 102 orang jatuh dari udara ke perairan Pare Pare, Sulawesi Selatan pada 1 Januari 2007.
swipe

Pesawat Boeing 737 milik Adam Air yang membawa 102 orang jatuh dari ketinggian udara ke perairan Pare Pare, Sulawesi Selatan pada 1 Januari 2007.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Kementerian Perhubungan, mengumumkan hasil investigasi kecelakaan pesawat Adam Air PK-KKW dengan nomor penerbangan DHI-574.

Dalam laporannya, pesawat Boeing 737 dengan registrasi PK-KKW pada 1 Januari 2007, lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya pada pukul 05.59 WIB dengan perkiraan sampai di Bandara Sam Ratulangi Manado pada pukul 08.14 WIB. 

Didalam pesawat tercatat ada 102 orang yang terdiri dari 2 Pilot, 4 awak kabin dan 96 penumpang yang terdiri dari 85 orang dewasa, 7 anak-anak dan 4 orang balita (infants). Pesawat PK-KKW hilang dari pantauan radar pada ketinggian 35.000 kaki. 

Saat dilaksanakan pencarian, ditemukan serpihan pesawat di laut dan perairan sepanjang pantai dekat Pare Pare, Sulawesi Selatan, sembilan hari setelah pesawat dinyatakan hilang 1 Januari 2007. Sinyal locator beacon dari flight recorder terdengar pada 21 Januari 2007.

Pencarian dihentikan saat dipastikan serpihan pesawat dan sinyal locator beacon berada di dasar laut dengan kedalaman sekitar 2.000 meter.Sinyal locator beacon itu dipancarkan oleh kotak hitam alias black box.

Pengangkatan flight recorder kemudian dilakukan dari dasar laut mulai 24 Agustus 2007. Digital flight data recorder (DFDR) dan cockpit voice recorder (VCR) berhasil ditemukan dan diangkat pada 27-28 Agustus 2007.

Hasil analisa CVR menunjukkan, kedua pilot terlibat menghadapi problem navigasi dan kemudian terfokus perhatian pada trouble shooting permasalahan inertial reference system (IRS). Setidaknya selama 13 menit terakhir penerbangan, dengan perhatian minimal pada flight requirement lainnya.

"Hal ini termasuk identifikasi dan usaha dalam melakukan tindakan koreksi," tulis Ketua KNKT Tatang Kurniadi dalam laporan yang dipublikasikan pada 25 Maret 2008.

Hasil analisa DFDR menunjukkan, pesawat telah terbang pada ketinggian FL 350 dengan fungsi autopilot menyala. Untuk mempertahankan agar sayap pesawat tidak miring, autopilot menahan posisi stir kemudi aileron 5 derajat ke kiri.

Setelah kru memutuskan IRS mode autopilot dimatikan, stir kemudian miring ke kanan. Suara peringatan atau aural alert bank angle terdengar saat pesawat miring ke kanan lebih dari 35 derajat.

Setelah kemiringan melebihi 100 derajat, pilot tidak melakukan pemutaran agar sayap pesawat kembali pada posisi sesuai prosedur baku. Sejumlah kendala teknis terjadi saat itu yang tidak disadari oleh pilot.

KNKT menyimpulkan, tidak terdapat tanda-tanda kedua pilot dapat mengendalikan pesawat secara cepat setelah ada peringatan. 

Kecelakaan terjadi sebagai kombinasi sejumlah faktor, termasuk kegagalan pilot dalam intensitas memonitor flight instrumen khususnya dalam 2 menit terakhir penerbangan. 

Fokus konsentrasi pada malfungsi IRS telah mengalihkan perhatian kedua pilot dari flight instrument dan membuka peluang terjadinya increasing descent dan bank angle (kemiringan pesawat) tidak teramati. Kedua pilot tidak mendeteksi dan menahan kemudi sesegera mungkin untuk mencegah kehilangan kendali.

Akhirnya, drama 13 menit penyebab kecelakaan pesawat Adam Air itu terjadi. Pesawat itu hancur beserta isinya menghantam laut dan membuat Adam Air dibekukan.

Berikut rekaman cockpit voice recorder (CVR) itu dipublikasi dalam sebuah laporan lengkap tentang peristiwa naas itu setebal 98 halaman. Nomor laporan KNKT/07.01/08.01.36. Laporan ditulis dalam bahasa Inggris dan dimuat pada situs www.dephub.go.id/knkt 

Waktu percakapan dalam transkrip 06:56:55.2 Universal Time Coordinate (UTC) atau sekitar pukul 13.56 WIB.

Pilot (P) : Taruh di IRS attitude 
Kopilot (K) : Oke Kep 
P : Masukkan 
P : Masih fail (gagal) 
K : Fail 
P : Ada fault. Pilih attitude 
K : mengalihkan ke mode IRS 
P : Attitude left 
K : Left 
P : Setelah ini heading set ya, masukin ya..

Suara autopilot mati 4 detik berikutnya.

Kemudian lanjutan transkrip yang diambil antara 06:47:10 UTC-06:50:21 UTC atau pukul 13.47 WIB-13.50 WIB. Dalam percakapan ini terungkap IRS tidak berfungsi.

P : Lihat QRH. Kalau IRS nomor 2 mati, lihat ada apa. 
K : IRS 
P : Navigasi, FMS (Flight Management System, komputer di cockpit yang berfungsi mengatur penerbangan dari pesawat tersebut), lihat FMS-nya. 
K : IRS fault 
P : Eleven four, itu nggak fault 
K : Itu nggak fault 
P : IRS-nya salah 
K : Tapi faultnya harus dinyalakan Capt 
P : Iya, itu nggak fault 
K : Yes, on the ground flight 
K : Yang satu ini on the ground 
K : IRS fault eleven four 
P : Itu nggak fault 
K : No.. no.. no..

Ada kata-kata 'flight' yang terekam, namun tidak bisa diidentifikasi siapa yang mengucapkannya.

K : Yang left bagus 
P : Ya, itulah kenapa 
P : Bisakah kita mematikan salah satu IRS? 
K : Sepertinya nggak perlu 
P : Nggak ada apa-apa 
P : Nggak ada apa-apa 
K : Radial, two nine zero, yup

06:58:10.6 UTC atau sekitar pukul 13.58 WIB, suara peringatan bank angle berbunyi 4 kali.

P : Taruh NAV lagi, taruh NAV lagi 
K : Yes 
P : Taruh di NAV lagi, taruh NAV lagi

Ada suara peringatan altitude deviation

K : NAV 
P : Jangan dibelokin! Ini heading kita 
K : Hentikan! Hentikan! Hentikan! Hentikan! Hentikan! Hentikan!

Kemudian pukul 06:59:05 UTC atau pukul 13.59 WIB terdengar suara berdebam keras.

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan