Mantan Presiden RI BJ Habibie menyatakan semua pihak harus menjaga dan mempertahankan bangsa. Menurutnya, semua pihak di Indonesia menyapakati persatuan dan kesatuan bangsa sebagai suatu hal yang tak bisa lagi ditawar.
"Kita sepakat bahwa mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dan stabilitas dan proses pemerataan dan masa depan bangsa Indonesia, tidak ada tawar menawar. Itu harga mati,” kata Habibie usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (24/5).
Menurutnya, siapapun yang memimpin Indonesia ke depan harus memegang teguh persatuan dan kesatuan bangsa. Ia tidak hanya menjadi pemimpin bagi para pemilihnya, tapi juga harus memimpin seluruh bangsa Indonesia.
Dia juga mengingatkan agar semua pihak tidak memberi kesempatan pada siapa pun untuk melakukan tindakan yang dapat memecah persatuan bangsa.
Pada Pemilu 2019 lalu, masyarakat Indonesia mengalami dikotomi atas pilihan politiknya. Masyarakat terbelah dalam kubu pendukung calon presiden dan wakil presiden jagoannya.
Kubu pendukung calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, bahkan harus menjadi korban akibat aksi 22 Mei yang mereka lakukan berubah menjadi kerusuhan.
"Apa tidak mengambil risiko menghambat pembangunan? Mengambil risiko bahwa kita bisa diadu domba, pecah, dan sebagainya, enggak ada itu. Oke,” katanya.
Dalam pertemuan dengan Jokowi, Habibie juga menyampaikan ucapan selamat, karena mantan Wali Kota Solo itu telah ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2019 berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Rakyat telah menentukan agar supaya karya-karya yang beliau telah laksanakan bisa berkelanjutan dan diamanatkan untuk generasi penerus. Beliau adalah ujung tombak untuk generasi penerus,” katanya.