Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bertemu Kadensus 88 Irjenpol Marthinus Hukom. Keduanya membahas rencana kerja sama untuk mengoptimalkan peran penyuluh agama dalam pembinaan narapidana teroris.
Kadensus 88 Marthinus Hukom sebelumnya memang menyampaikan rencananya untuk mengoptimalkan program pembinaan, khususnya dalam menangkal terorisme. Ia berharap bisa berkoneksi dengan para penyuluh untuk program pembinaan melalui media sosial.
"Kami memiliki penyuluh yang tersebar hingga pelosok tanah air. Kemenag telah membuat ruang khusus untuk mensosialisasikan kebijakan-kebijakan Kementerian," kata Menag Yaqut di Jakarta, Rabu (1/9).
Kadensus 88 menyampaikan, pihaknya sukses menangkap teroris Imam Samudra dan saat ini sudah memiliki program pembinaan yang baik, namun masih ada kendala. "Hanya Infrastruktur yang masih kurang, yakni lahan," katanya dikutip dari laman Kemenag.
Kadensus menuturkan, para napi tersebar di rutan beberapa Polda. Para napi tersebut, katanya, bercampur dengan napi kasus lain. Kadensus menyampaikan, pihaknya memiliki program pembinaan dari sebelum subuh sampai saatnya istirahat.
"Setiap waktu silih berganti kami masukkan paham keagamaan juga kenegaraan. Menggunakan videotrone, para napi didekatkan hatinya agar tergerak kecintaannya kepada saudara sebangsanya," bebernya.
Bahkan, lanjut Marthinus Hukom, program pembinaan juga menyentuh keluarganya napi, baik istri atau suami, anak-anak dan orang tuanya. "Harapan kami napi yang tersebar dapat disatukan, karena program pembinaannya berbeda dengan pembinaan yang lainnya," kata Marthinus.
Meski demikian, sambung Kadensus, ada sejumlah program yang tertunda karena terkendala pandemi. "Semoga setelah covid mereda, program yang tertunda bisa dijalankan. Salah satunya melakukan wisata religi," pungkasnya.