Wali Kota Bogor Bima Arya menilai Jakarta tidak akan menjadi kota bisnis dan pariwisata. Pasalnya, Jakarta tidak bisa menjadi pusat bisnis dan pariwisata selama koordinasi dan penanganan sudut pandang Jabodetabek tidak berubah.
Setelah Jakarta bukan lagi Ibu Kota, daya tariknya sebagai kota metropolitan akan semakin kuat, karena sebagai ibu kota negara, Jakarta cukup rumit untuk dikelola secara ekonomi dan politik.
“Jika beban politik berkurang, beban Jakarta akan berkurang, dan tentu Jakarta akan lebih fokus pada kota bisnis, layanan perdagangan dan kota pariwisata ke depan," kata Bima, Senin (23/5).
Bima Arya mengatakan, ketika bebannya diringankan, lahan terlantar milik pemerintah pusat bisa dijadikan ruang terbuka hijau untuk hal-hal yang sifatnya hijau. Menurutnya, hal itu tidak akan terjadi jika Jakarta dan buffer lainnya tidak melakukannya.
Dia mengaku kerap berkoordinasi dengan badan koordinasi Jabodetabek untuk membahas masalah integrasi. Namun, diakuinya, pembahasan kebijakan itu tidak pernah optimal.
"Ketika musim banjir datang, masalahnya sama, dan nasihatnya sama. Bosan seperti ini terus-menerus, jadi perspektifnya harus berbeda," tuturnya.
Arya Bima berpandanan, perbaikan yang lebih komprehensif harus ditingkatkan.
Bima arya mengungkapkan, sejumlah hal yang terjadi selama ini dan harus dibenahi di antaranya adalah masalah kewenangan, penganggaran, dan perencanaan. Sebagai contoh, akan percuma bila transportasi di Jakarta berbeda rencana induk pengembangannya dengan Bodetabek
"Kita sudah pengalaman beberapa kali muncul unit ini unit itu, program ini itu. Bagi jakarta mungkin bermanfaat tapi bagi yang lain barangkali tidak kita sudah merasakan itu," ujar Bima Arya.