close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Logo Biofarma. Istimewa
icon caption
Logo Biofarma. Istimewa
Nasional
Rabu, 07 Juli 2021 18:01

Bio Farma sebut vaksin pertama dan kedua tidak boleh berbeda

Hampir sebagian besar vaksinasi di dunia menggunakan rezim dua dosis. Dimana, vaksin pertama dan kedua sama.
swipe

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pemberian vaksin pertama dan kedua kepada seseorang harus sama. Kendati begitu, dia mengaku belum terdapat data dampak dari vaksin yang diterima seseorang berbeda jenis vaksinnya.

"Kami menegaskan, berdasarkan hasil uji klinis dimanapun termasuk dari WHO, vaksin pertama dan vaksin kedua harus sama, selama rezim vaksin itu dua dosis," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (7/7).

Honesti menjelaskan, hampir sebagian besar vaksinasi di dunia menggunakan rezim dua dosis. Dimana, vaksin pertama dan kedua sama.

"Karena kita belum memiliki data, kalau seandainya vaksin pertama, katakan Pfizer dan kedua Sinovac akan seperti apa, kami belum memiliki data itu," jelasnya.

Namun demikian, kata Honesti, pemberian vaksin booster atau suntikan ketiga boleh diberikan dengan vaksin merek berbeda. Misalnya, dosis satu dan dua Sinovac, maka dosis ketiga bisa jadi diberikan vaksin lain seperti Pfizer.

Menurutnya, wacana pemberian booster vaksin di Indonesia masih menunggu hasil uji klinis III dan kajian Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Jadi berdasarkan uji klinis, vaksin pertama dan kedua harus sama. Beda lagi nanti dengan vaksin ketiga yang sifatnya booster. Itu berbeda," jelasnya.

Di sisi lain, terkait kesediaan pasokan vaksin Covid-19, Honesti menjelaskan, Bio Farma menargetkan produksi sebanyak 186,3 juta dosis hingga Desember 2021. Vaksin diproduksi dengan menggunakan bahan baku (bulk) vaksin dari perusahaan farmasi China, Sinovac.

Menurutnya, sepanjang Januari-Juni 2021, Bio Farma telah memproduksi vaksin Covid-19 sebanyak 57,9 juta dosis. Kemudian, target produksi di Juli sebanyak 16,6 juta dosis, Agustus 19,8 juta dosis, September 23,3 juta dosis, Oktober 24,9 juta dosis, November 22,64 juta dosis, dan Desember 21 juta dosis.

"Sehingga total yang dari vaksin produksi Bio Farma berjumlah 186,3 juta dosis. Ini Sinovac saja, karena kalau yang lain seperti AstraZeneca dan Novavax itu kita impor vaksin jadi," tegasnya.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan