close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
BMKG mendorong dilakukan pelatihan mitigasi secara intensif mengingat ada potensi tsunami di DIY akibat Sesar Opak dan megathrust. Unsplash
icon caption
BMKG mendorong dilakukan pelatihan mitigasi secara intensif mengingat ada potensi tsunami di DIY akibat Sesar Opak dan megathrust. Unsplash
Nasional
Kamis, 03 Agustus 2023 20:39

BMKG: Ada potensi tsunami di DIY, pelatihan mitigasi bencana harus intensif

Potensi tsunami di DIY dipicu aktivitas Sesar Opak dan megathrust di Samudra Hindia selatan Yogyakarta.
swipe

Keberadaan sumber gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sesar Opak, di selatan Jawa masih terus aktif. Sesak Opak ini salah satunya menyebabkan gempa magnitudo 6,6 di Bantul, 30 Juni 2023. Selain itu, sumber gempa subduksi lempeng (megathrust) dengan magnitudo tertarget M8,7 di selatan Jawa juga masih aktif.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menegaskan, keduanya tak cuma bisa menimbulkan gempa, tetapi potensi tsunami setinggi 8-10 meter yang bisa menerjang pantai selatan Jawa. 

"Karena itu, pelatihan mitigasi kebencanaan kepada masyarakat di wilayah DIY harus terus dilakukan secara berkelanjutan. Langkah ini penting untuk terus meningkatkan ketangguhan yang berkelanjutan," kata Dwikorita usai pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Sleman, baru-baru ini.

Sesar Opak, jelas dia, merupakan sumber gempa yang jalurnya di daratan. Sesar ini aktif dan belum berhenti beraktivitas. Sementara itu, sumber megathrust berada di Samudra Hindia selatan Yogyakarta. 

Dwikorita memaparkan, Sesar Opak adalah patahan yang berada di wilayah DIY, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 km.

Sungai Opak berhulu dari lereng Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan dab bermuara langsung ke Samudra Hindia di Pantai Parangtritis, Bantul. Aktivitas Sesar Opak pernah menyebabkan gempa bumi merusak pada 27 Mei 2006 dan menewaskan 6.234 orang.

Saat ini, kata mantan Rektor UGM Yogyakarta itu, mulai tampak ada gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak, salah satunya di Bantul pada 30 Juni 2023. Gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan. Menurut Dwikorita, hal ini berkat antisipasi struktur bangunan yang cukup baik di daerah terdampak.

"Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiapsiagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus," tegas Dwikorita.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan