Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan telah terjadi gelombang tsunami 1,5 meter akibat gempa bumi 7,7 SR di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pascagempa bumi magnitudo 7,7 SR di Donggala Sulawesi Tengah, terpantau tsunami dengan ketinggian hingga 1,5 meter di Palu.
"Hasil pengamatan ada kenaikan air muka laut mulai dari 6 cm dari tide gauge di Mamuju pada pukul 17.27 WIB dan terpantau dari saksi mata di lapangan mencapai 1,5 meter di pantai Palu," kata Kepala BMKG dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (28/9).
BMKG juga memperbarui atau melakukan pemutakhiran data gempa bumi menjadi magnitudo 7,4 SR pada 0.20 LS 119 BT pada kedalaman 11 kilometer.
Berdasarkan permodelan BMKG, gempa bumi menimbulkan tsunami dengan level siaga ketinggian lebih dari 50 cm hingga maksimum 3 meter yang diperkirakan tiba pada pukul 17.22 WIB.
Namun hasil pemantauan BMKG terlihat setelah tsunami datang, air semakin surut, dan dengan surutnya air yang teramati maka peringatan dini tsunami diakhiri pada 17.36 WIB.
"Artinya memang benar tsunami terjadi hingga 1,5 meter namun kejadian tersebut telah berakhir pada pukul 17.36 WIB dan BMKG sudah mengakhiri peringatan dini tsunami," kata Dwikorita.
Hasil monitoring BMKG hingga pukul 20.00 WIB terjadi 22 kali gempa susulan dengan kekuatan terkecil magnitudo 2,9 SR dan terkuat 6,3 magnitudo.
Getaran hingga Kalimantan
BMKG mencatat gempa di Donggala dan Palu dirasakan hingga Kalimantan Timur.
"Gempa dirasakan di Majene, Sorowako mencapai 3 magnitudo. Getaran juga dirasakan di Kendari, Polaka, Poland Utara dan Bone mencapai 2-3 Magnitudo. Bahkan getaran dirasakan juga di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara mencapai 2-3 magnitudo," ujar Dwikorita.
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada itu mengatakan gempa tektonik yang terjadi di Kabupaten Donggala dan Kota Palu tersebut sudah dimulai sejak Pukul 17.44 WITA. Terjangan klimaks dari getaran gempa tersebut baru terjadi sekitar Pukul 18.28 WITA.
"Sudah terjadi beberapa kali terjangan gempa. Diawali dengan 6,3 SR baru ada gempa-gempa lainnya setelah itu. Namun berakhir pukul 18.28 WITA. Peringatan tsunami dengan status siaga pun berakhir," kata Dwikorita Karnawati.
Dwikorita menyatakan bahwa gempa tersebut menyebabkan gelombang air mencapai 1,5 meter dari ketinggian tanah dataran rendah Donggala. Getaran gempa juga memiliki kedalaman 10 km dari titik air muka laut.
Seperti diketahui bahwa BMKG sudah melakukan pemantauan dan direksi dini potensi tsunami pada gempa. Dari hasil pemodelan pantauan tsunami dan gempa memiliki evel siaga yaitu ketinggian lebih dari setengah meter maksimum 3 meter. (Ant).