Kepala Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan gempa bumi yang terjadi Laut Flores terjadi karena adanya patahan geser. Gempa berkekuatan 7.4 Magnitudo terjadi pada kedalaman pusat gempa 10 kilometer, berpotensi tsunami berstatus waspada di sejumlah lokasi di wilayah Flores, Nusa Tenggara Timur.
"Kejadian pada hari ini, Pukul 11.20 WITA di wilayah Laut Flores. Hasil analisis BMKG menunjukan gempa bumi ini berkekuatan 7.4 Magnitudo, terdeteksi di 113 kilometer barat laut Kota Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman pusat gempa 10 kilometer," kata Dwikorita dalam konferensi pers yang disiarkan Youtube Info BMKG, Selasa (14/12).
Rita menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi epicenter dan kedalaman, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar atau patahan aktif di Laut Flores.
"Hasil analisis menunjukkan bahwa gempa bumi mekanismenya adalah geser. Saya ulangi, gempa bumi terjadi akibat adanya patahan geser," jelas dia.
Menurut dia, dampak gempa bumi menyebabkan goncangan yang dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata dengan intensitas guncangan skala 3 hingga 4 MMI atau dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah di siang hari.
"Juga dirasakan di Tambolaka, Waikaubak, Waingapu dengan kekuatan goncangan intensitas 3 skala MMI, yaitu getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa akan seakan-akan seperti getaran truk yang berlalu," bebernya.
Hingga saat ini, Rita menyebut belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan.
Lebih lanjut, Rita menjelaskan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan tingkat ancamana waspada. Waspada artinya maksimum ketinggian tsunami 4,5 meter. Ancaman waspada terjadi di Flores Timur bagian utara, juga di Pulau Sikka, di Sikka bagian utara dan Pulau Lembata.
"
Hasil monitoring alat pengukur muka air laut dari Badan Informasi Geospasial, menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di Stasiun Tipe G Badan Informasi Geospasila, yaitu Staius Reo dan Stasiun Marapokot, NTT," pungkas Rita.