Badan Penanggunalangan Bencana Nasional (BNPB) membantah isu soal letusan Gunung Semeru bisa menyebabkan bencana alam tsunami.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, ada sejumlah alasan bahwa berita soal isu tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apalagi dengan menyebut, tsunami yang dimaksud menjalar hingga ke Jepang.
“Gunung Semeru merupakan gunung api darat dengan jarak cukup jauh dari laut sehingga potensi letusan atau pyroclastic atau partial collapse tidak sampai ke laut dan tidak bisa membangkitkan tsunami,” kata Abdul dalam keterangan, Senin (5/12).
Selain itu, Gunung Semeru berada di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Apabila terjadi longsor di pantai selatan dari Pulau Jawa, maka berdampak pada aktivitas vulkanik.
Aktivitas vulkanik memilki probabilitas yang kecil supaya menjadi tsunami. Apalagi tsunaminya bisa menjangkau negara Jepang, karena terhalang gugusan pulau-pulau di Indonesia.
“Berdasarkan analisa tersebut, kabar yang beredar tentang letusan Gunung Semeru akan menyebabkan tsunami hingga ke negara Jepang, dapat dipastikan tidak tepat,” ujarnya.
Diketahui sebanyak 1.979 warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), mengungsi di 11 titik pascaawan panas guguran (APG) dan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru, Minggu (4/12). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Semeru ke level IV (awas).
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pengungsi terbanyak berada di Kantor Kecamatan Candipuro. Jumlahnya hingga 600 warga.
Lalu, 266 jiwa mengungsi di SD Negeri 4 Supiturang, 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip, 217 jiwa di Balai Desa Oro-oro Ombo, 216 jiwa di Balai Desa Pasirian, 150 jiwa di Lapangan Candipuro, 131 jiwa di Balai Desa Penanggal, 119 jiwa di SD Negeri 2 Sumberurip, 52 jiwa di Pos Gunung Sawur. Sisanya di SMP Negeri 2 Pronojiwo.
Sementara itu, wilayah yang terdampak APG Semeru meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo; Desa Sumbersari, Kecamatan Rowokangkung; Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro; dan Desa Pasirian di Kecamatan Pasirian.
"Sebanyak 10.000 lembar masker kain, 10.000 lembar masker medis, dan 4.000 masker anak telah dibagikan untuk mengurangi dampak risiko kesehatan pernafasan akibat abu vulkanik," tutur Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya.