Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan sejumlah helikopter dalam upaya memadamkan kebakaran. Bencana si jago merah merupakan imbas dari El Nino yang melanda beberapa wilayah di Indonesia.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pihaknya melakukan operasi darat dan juga operasi udara sebagai upaya melawan dampak El Nino. Untuk operasi udara melalui penempatan helikopter di wilayah-wilayah prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan.
“Kemudian untuk operasi udara kita kerahkan sejumlah 35 Heli yaitu 13 heli patroli dan 22 Heli water bombing. Kenapa hanya 35, ini sudah dikerahkan dari seluruh Indonesia jadi seluruh Indonesia yang ada Heli water bombing dan patroli ini sudah dikerahkan semua,” katanya dalam keterangan, Rabu (4/10).
Ia menyebut, ada 6 provinsi prioritas yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Riau dan Jambi. Kedepannya, 10 unit pesawat akan dikerahkan melalui kerjasama dengan BRIN terhadap provinsi prioritas tersebut.
“Diatur strateginya sedemikian rupa, mana daerah-daerah yang kebakarannya besar, ke arah sanalah Heli water bombing diarahkan,” ujar Suharyanto.
Khusus operasi udara, BNPB tidak hanya mengirim helikopter ke wilayah prioritas saja, namun juga ke wilayah yang sedang alami kebakaran lahan lainnya.
“Tetapi tentu saja di provinsi-provinsi lain juga ada kebakaran seperti ada beberapa gunung yang kebakar, ada tempat pembuangan sampah itu pun menjadi sasaran kita untuk pemadaman. Jadi ketika daerah menetapkan status tanggap darurat, meminta bantuan BNPB untuk memadamkan api yang membakar, itu BNPB segera mengarahkan Heli water bombing,” ungkapnya.
Selain itu, BNPB bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain juga melakukan operasi udara dengan cara Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk memperkuat pemadaman dan juga menunjang keperluan lainnya.
“Kemudian teknologi modifikasi cuaca per hari ini, BNPB sudah melaksanakan 244 kali dengan jumlah garam yang sudah disebar adalah 341.580 kg. Sudah hampir 2 bulan terakhir TMC dilaksanakan terus-menerus, di Riau, Kalbar, NTT, Jawa Barat, Jambi, DKI Jakarta, Kalsel dan Sumsel,” tutur Suharyanto.