BNPB paparkan penyebab banjir di Kalimantan dalam sepekan terakhir

Beberapa wilayah di Kalimantan mengalami banjir dalam sepekan terakhir. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bah di "Pulau Borneo" dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya lahan didominasi rawa.

"Kita tahu Kalimantan adalah daerah rawa yang kemudian kalau airnya lebih tinggi dari rata-rata, kemudian menggenangi. Itu mungkin butuh waktu untuk bisa surut kembali," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melansir kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (12/9).

Tingginya intensitas curah hujan menjadi faktor kedua nyaris seluruh provinsi di Kalimantan dilanda banjir. Dalam sepekan terakhir, akumulasi curah hujan di Kalimantan di atas 35 mm/hari.

"Kalimantan sangat intens sekali curah hujan dengan intensitas lebih dari 35 mm. Ini kemudian yang membawa signifikansi yang cukup besar dalam pengaruhi kejadian banjir di Kalimantan," tuturnya.

Selain itu, sambung Abdul, banjri terjadi akibat perubahan iklim skala lokal. "Sehingga, pemerintah daerah (pemda) tidak bisa mempersiapkan upaya mitigasi pencegahan."

Banjir di Kalimantan melanda berbagai wilayah, seperti Bontang, Hulu Sungai Tengah, Barito Selatan, Waringin Barat, Sintang, dan Katingan serta berdampak terhadap sekitar 6.300 kepala keluarga (KK). Hanya Kalimantan Utara yang tak melaporkan kejadian bencana signifikan dalam seminggu terakhir.

Kebih jauh, Abdul menerangkan, ada dua bencana dominan yang terjadi di dalam satu wilayah di Kalimantan karena musim peralihan pada Agustus-Oktober, yakni kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan banjir. Karenanya, pemda dan masyarakat diminta waspada.

BNPB juga mengimbau masyarakat dan pemda memantau prakiraan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pun menggali informasi penanggulangan bencana oleh BPNB, BPBD, TNI, Polri, dan pihak terkait lainnya.