Virus radikalisme dan terorisme sudah menjalar ke berbagai sektor. Tak hanya di kalangan polisi saja, menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius, kalangan pegawai BUMN, swasta, dan jurnalis juga terpapar paham radikal.
"Semua kita punya petanya. Semuanya. Jangan bilang tidak ada. Emang tidak ada jurnalis? Mau saya buka siapa yang suka besuk-besuk di tempat itu," kata Suhardi di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jakarta Pusat, Senin (18/12) petang.
Suhardi mengaku sudah memberikan ultimatum kepada 18 pimpinan BUMN. BNPT juga rutin memberikan arahan terkait bahaya paham radikal dan upaya-upaya pencegahannya. "Jadi ada treatment-treatment khusus ketika kita melihat ada anggota kita yang mungkin dalam tanda petik agak lain," jelas dia.
Lebih jauh, Suhardi mengungkapkan, ia telah bertemu dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Menurut Suhardi, Ma'ruf berpesan agar BNPT mencegah paham radikal kian ganas menjalar di berbagai kementerian dan instansi,
"Ke depannya kita akan mengkoordinasikan semua kementerian dan lembaga untuk sama-sama berbuat dalam rangka mengurangi tindakan terorisme," kata Suhardi.
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan pertemuan dengan BNPT hanya sekadar bertukar informasi rutin. "Kita tadi hanya bicara mengenai hal yang sudah tidak istimewa. Lalu, kita bicara bagaimana nanti segi follow up-nya bagaimana," ujar dia.