Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membongkar instalasi bambu "Getih Getah" di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Sebagian bambu yang digunakan dalam karya itu, dibuang ke Ragunan.
Dinas Kehutanan Provinsi DKI beralasan, pembongkaran lantaran bambu sudah mulai rapuh akibat faktor cuaca.
"Dilakukan pembongkaran karena bambunya sudah mulai rapuh karena cuaca, sehingga jalinan bambu sudah mulai jatuh, khawatir roboh," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta Suzi Marsitawati saat dihubungi reporter Alinea.id, Kamis (18/7).
Suzi juga mengatakan, pembongkaran dilakukan untuk mengantisipasi karya instalasi tersebut rubuh hingga mencederai masyarakat.
"Keputusan pembongkaran juga sudah berkoordinasi dengan seniman tersebut," ujar Suzi.
Saat ini, kata Suzi, bambu tersebut tidak dapat digunakan kembali. Sementara lahan bekas tempat bambu akan ditanami sejumlah tanaman hias.
"Beberapa bambu tidak dapat digunakan lagi. Sekarang ditanam border semak ground cover sambil menunggu instalasi lainnya," ucapnya.
Sementara itu, bambu yang masih layak akan digunakan sebagai rumah pohon. Sedangkan yang tidak layak akan dibuang. "Kemungkinan di Ragunan ya," ujar dia.
Selain itu, Suzi juga menyebut tengah menunggu program baru untuk pengganti instalasi bambu Getih Getah tersebut. "Artinya, siapa saja yang ingin berpartisipasi meletakkan instalasi di sana (HI), dengan tetap memperhatikan kaidah arsitektur kota," katanya.
Suzi menjelaskan, sebanyak 100 petugas Dinas Kehutanan DKI Jakarta membongkar bambu Getih Getah di Bundaran HI. Pembongkaran tersebut dilakukan pada Rabu (17/7) malam pukul 21.00 WIB, hingga Kamis (18/7) pukul 05.00 WIB.
"Bambu diangkut dengan 15 truk, dibongkar menggunakan dua crane dan alat pemotong chainsaw," ucap Suzi.
Karya instalasi Getih Getah dibuat oleh seniman asal Jawa Barat, Joko Avianto. Karya berukuran 12x4x5,5 meter itu dibuat dengan sekitar 1.500 bambu. Sebanyak 73 bambu menjadi penyangga karya tersebut, menyimbolkan HUT Kemerdekaan RI ke-73.