Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyalurkan bantuan kepada warga yang menjadi korban bencana gempa bumi, Cianjur, Jawa Barat. Penyaluran dilakukan lewat BPKP Peduli pada Senin (28/11).
Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh mengatakan, bantuan kemanusian ini merupakan bentuk perwujudan simpati dan empati keluarga besar BPKP kepada korban bencana gempa bumi Cianjur, Jawa Barat.
"Bantuan yang disalurkan merupakan bentuk kepedulian sosial serta wujud rasa solidaritas keluarga besar BPKP bagi korban bencana gempa bumi Cianjur," katanya di Gedung BPKP, Senin (28/11).
Sementara, Kepala Biro Umum Farid Firman menjelaskan, bantuan kemanusian BPKP diangkut menggunakan dua mobil barang yang berisikan 3.261 paket bantuan terdiri kebutuhan sandang dan pangan berupa, beras, makan siap saji, popok bayi maupun dewasa, selimut, sarung serta masker dan multivitamin.
"Hari ini kita salurkan bantuan kemanusiaan berupa paket untuk korban bencana alam gempa bumi di Cianjur. Kami berharap bantuan ini dapat digunakan sebaik-baiknya untuk meringankan beban korban," ujarnya.
Sepekan peristiwa gempa Cianjur, penemuan dua jenazah kembali didapatkan oleh tim gabungan Brimob, TNI, SAR, dan Basarnas di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. Dua jenazah itu ditemukan di area longsoran usai gempa di wilayah tersebut.
"Hari ini tim gabungan kembali menemukan dua jenazah, satu laki-laki dan satu anak-anak," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, dalam keterangan resminya, Senin (28/11).
Dedi menyebut, sejak pagi tadi dikerahkan 22 personel gabungan ke wilayah tersebut.
Saat ditemukan, kedua jenazah diduga memiliki tanda-tanda yang merujuk pada identitasnya. Namun, hal itu akan dipastikan dalam proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) di RSUD Sayang, Cianjur.
Ditambahkan Dedi, sejauh ini proses pencarian korban hilang akibat gempa Cianjur masih dengan bantuan dari K9 dan alat berat. Faktor cuaca dan medan yang tak mudah masih ditemukan hingga saat ini.
"Kami akan terus bergerak melakukan pencarian korban dengan berkoordinasi lintas sektoral, memaksimalkan penggunaan alat yang ada, juga SDM yang cukup," tuturnya.