Gunung Merapi masih dalam situasi siaga dan masih terus menyemburkan awan panas serta lava pijar hingga hari ini, Jumat (22/01).
“Berdasarkan hasil pengamatan secara visual maupun instrumental, teramati peningkatan erupsi semakin nyata. Ancaman erupsi ini bisa saja semakin meluas, tetapi tidak mengancam pemukiman,” ujar Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida saat Siaran Informasi BPPTKG “Aktivitas Merapi Terkini”, Jumat (22/01).
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi, pada 20 Januari 2021 teramati awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1500 meter. Selain itu, juga teramati lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1000 meter. Keduanya mengarah ke Barat Daya, terutama Kali Krasak.
Gunung Merapi, lanjut Hanik, kembali erupsi sejak 4 Januari 2021. Aktivitas erupsi berupa guguran lava dan awan panas sejauh maksimal 1800 m dan dominasi lucuran sekitar 500 meter.
“Sejak 7 Januari sampai dengan saat ini, terjadi 25 kali awan panas yaitu pada masing-masing satu kali pada 7, 9, 13, 18, 19, 21 Januari. Lalu, pada 16 Januari sebanyak 2 kali dan pada 20 Januari sebanyak 14 kali,” urainya.
BPPTKG Yogyakarta menyebutkan, saat ini aktivitas seismik, deformasi, dan gas menurun sigifikan. Begitu pula dengan kegempaan internal terjadi 12 kali per hari, deformasi sudah berhenti, dan gas vulkanik CO2 saat ini 550 ppm atau dalam tren menurun.
Hanik menambahkan, kejadian guguran tinggi dominan bersumber di lokasi erupsi.
“Per 22 Januari 2020, distribusi probabilitas erupsi 43% dominan ke arah erupsi efusif. Potensi erupsi eksplosif menurun dalam signifikan. Dengan ini, erupsi saat ini cenderung bersifat efusif serta memperhatikan arah erupsi, maka potensi daerah bahaya ke arah Barat Daya,” katanya.
Pihaknya masih melihat potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bisa terjadi letusan eksplosif yang maksimal sejauh 3 kilometer dari puncak.
Untuk itu, Hanik mengimbau masyarakat sekitar Kawasan Rawan Bencana (KRB) I untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas di sekitar lembah sungai. Masyarakat sekitar KRB II juga harus menyiapkan diri untuk mengungsi. Pun masyarakat KRB III diimbau tidak beraktivitas dan mulai melakukan evakuasi.
“Update skenario bahaya Gunung Merapi akan disampaikan setiap tujuh hari, kecuali ada perkembangan yang mendesak,” tutupnya.