close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Penampakan Gunung Merapi dari PGM Kaliurang, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (5/1/2021). Twitter/@BPPTKG
icon caption
Penampakan Gunung Merapi dari PGM Kaliurang, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (5/1/2021). Twitter/@BPPTKG
Nasional
Jumat, 13 Agustus 2021 20:55

BPPTKG: Probabilitas erupsi eksplosif Gunung Merapi rendah

Guguran lava dan awan panas pada sektor selatan sampai ke arah barat daya.
swipe

Erupsi efusif Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta masih terus berlangsung. Erupsi terjadi sejak 4 Januari 2021.

Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyatakan, kali berbeda dengan erupsi-erupsi efusif sebelumnya. 

"bahwa erupsi saat ini pusatnya pada dua lokasi berupa kubah barat daya dan kubah lava tengah kawah. Kemudian, volume kubah barat daya 1,83 juta m3 dengan pertumbuhan 13.000 m3/hari, sedangkan kubah yang di tengah sebesar 2,81 juta m3 dengan pertumbuhan 18.000 m3/hari," katanya dalam Siaran Informasi BPPTKG, Jumat (13/8).

Sebanyak 373 awan panas yang terjadi hingga saat ini, baik dari arah tenggara ke barat daya. Awan panas terbesar yang terjadi di arah barat daya yakni di Sungai Boyong pada 27 2021 Januari. 

Sementara, awan panas terbesar di arah tenggara yakni di Sungai Gendol sejauh 3km pada 25 Juni. Hanik mengatakan, dalam periode 15 April–6 Agustus 2021, telah terjadi aktivitas vulkanik yang mengalami deformasi puncak mencapai sekitar 14cm/hari, dan seismitas internal yang mencapai 500kali/hari. "Data pemantauan ini mencerminkan adanya tambahan suplai magma dari dalam," ungkapnya.

Kemudian, aktivitas vulkanik internal kembali menurun seiring dengan peningkatan aktivitas erupsi berupa guguran lava dan awan panas yang dominan mengarah ke Kali Bebeng sejauh maksimal 3 km.

Korelasi antara aktivitas intrusi dengan ekstrusi ini menunjukkan bahwa sistem vulkanik dalam Gunung Merapi cenderung bersifat terbuka. Karenanya, Hanik mengungkapkan, ini berimplikasi pada kemungkinan kejadian erupsi eksplosif menjadi rendah.

Beberapa potensi bahaya saat ini, yaitu guguran lava dan awan panas pada sektor selatan sampai ke arah barat daya yang meliputi: Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. 

Kemudian, pada sektor tenggara meliputi: Sungai Gendol sejauh maksimal 5 km dan Sungai Woro sejauh 3 km. Sementara itu, apabila terjadi erupsi eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3km dari puncak Merapi.

img
Silvia Ng
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan