Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi, menjelaskan kecenderungan gunung akan kembali erupsi apabila sudah 100 tahun. Akan tetapi, masyarakat patut memperhatikan beberapa anomali lainnya.
“Perlu dipahami juga, bahwa ini memang hanya pengulangan sejarah dan aktivitas vulkanik itu bisa saja ada anomali. Karena sistemnya sangat dinamis. Sangat kompleks di dalam itu. Sehingga bisa saja kurang dari 100 tahun,” kata Agus dalam pantauan online pada kanal Youtube BPPTKG, Jumat (4/11).
Tetapi sebelum erupsi besar terjadi, kemungkinan akan terdeteksi beberapa tanda yang bisa dipergunakan sebagai peringatan dini oleh peralatan-peralatan yang telah memadai dari pihak BPPTKG.
Peristiwa erupsi besar pernah terjadi pada saat 2010. Untungnya BPPTKG mampu memberikan peringatan dini secara bertahap dan sesuai dengan aktivitas Gunung Merapi. Sehingga masyarakat dapat mengungsi sekitar satu setengah hari sebelum Gunung Merapi erupsi besar.
Agus berharap jika nanti Gunung Merapi kembali erupsi besar. Pihaknya bisa memberikan tanda-tanda yang jelas, sehingga msayarakat bisa menyelamatkan diri dengan tepat waktu.
“Saat ini tidak ada tanda-tandanya. Hanya memang, yang perlu kita khawatirkan saat ini. erupsi enklusif dan deformasi ke arah barat laut. Hal itu perlu kita cermati dan apa yang bisa lakukan edukasi. Edukasi yang dimaksud adalah mengurangi risiko kemungkinan-kemungkinan yang paling buruk itu terjadi. Jadi kami berharap masyarakat di sekitar Gunung Merapi selalu rutin meningkatkan kapasitas mereka. Contohnya, pelatihan, gladi-gladi, sehingga apabila ada bahaya dan ketika erupsi itu datang, masyarakat semakin cepat dalam menyelamatkan diri,” tutur agus.
Agus menambahkan BPPTKG dengan pemerintah daerah memberikan mitigasi dengan menggunakan dua pendekatan, yakni mentaati peraturan tata ruang pemerintah daerah dan meningkatkan kapasitas masyarakat.