Budi Arie Setiadi resmi menjalani pelantikan sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Pelantikan ini juga menjadi wujud pergantian kepemimpinan dari Johnny G Plate, setelah menjadi tersangka karena kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo. Budi Arie adalah sosok Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Wamendes RI) sebelum menduduki jabatan menteri sekarang. Kursi Wamendes telah didudukinya sejak 2019.
Pria kelahiran 20 April 1969 ini, memiliki riwayat organisasi yang cukup panjang sejak 1992. Saat itu dimulai sebagai Ketua Forum Studi Mahasiswa Universitas Indonesia (UI).
Karir organisasinya terus berjalan setapak demi setapak. Menjadi Redaksi Pelaksana Suara Mahasiswa UI, Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP UI, Presidium Senat Mahasiswa UI, dan Pendiri Keluarga Besar Universitas Indonesia.
Jebolan kampus jaket kuning ini, perlahan melepas predikat itu dengan menjadi pendiri untuk Harian ‘Bergerak’ pada 1998. Peralihan masa orde baru ke reformasi, membuatnya menjadi pendiri sekaligus Presidium Masyarakat Profesional Indonesia.
Jabatan Ketua Presidium Gerakan Sarjana Jakarta dan Ketua Iluni UI Jakarta juga diembannya dalam masa peralihan menuju tahun milenium. Persisnya hingga 2001.
Mulai 2005, ia muncul kembali sebagai Wakil Ketua PDI Perjuangan DKI Jakarta dan Ketua Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta. Sekaligus menjabat sebagai Dewan Penasehat Iluni UI sejak 2016 hingga 2019.
Ketika pencalonan diri Joko Widodo untuk merebut kursi RI 1, dirinya menjadi Koordinator Nasional Relawan Projo dan menjadi Ketua Umum DPP Projo hingga saat ini.
Rekam jejak dalam pekerjaan juga tidak kalah, ia menjadi wartawan untuk Media Indonesia Minggu sejak 1994-1996. Pada 1996-2001, dirinya masuk dalam Redaksi Mingguan Kontan.
Budi Arie menduduki posisi Direktur Utama PT Mandiri Telekomunikasi Utama hingga 2009. Selama delapan tahun di sana, ia sempat ke menjadi Pemimpin Umum Tabloid Bangsa selama satu tahun.
Pada 2010, Budi Arie menjalani kembali peran sebagai Direktur PT Daya Mandiri, berlanjut sebagai Direktur Utama NKE Investama, Direktur PT Sarana Global Informasi, dan terakhir di PT Mitra Lumina Indonesia dengan posisi direktur utama.
Kegiatan menulis juga tidak ditinggalkan begitu saja. Selain tulisan di berbagai majalah maupun media cetak, Budi Arie telah mengeluarkan buku ‘’Berubah Demi Rakyat’ pada 2004 dan ‘Menjemput Takdir Sejarah’ pada 2015.