Peran BJ Habibie dalam dunia teknologi sangat penting terutama dalam mengembangkan konsep ekonomi berbasis teknologi.
Konsep Habibienomics yang diperkenalkan pertama kali oleh ekonom Kwik Kian Gie pada 1993 pada sebuah tulisan atau opini yang dimuat di salah satu surat kabar nasional, merupakan pemikiran dari BJ Habibie.
Menurut mantan Ketua Dewan Riset Nasional dan Badan Standarisasi Nasional Bambang Setiadi, ide mantan Presiden RI ke-3 Prof Baharuddin Yusuf Habibie tidak dapat terlepaskan oleh pemikiran-pemikiran hebatnya. Tidak heran jika Habibie meninggalkan banyak riset untuk menjadi acuan kemakmuran dan kemajuan pada zaman itu untuk rakyat Indonesia hingga masa kini.
Bahkan pada zaman Habibie menjabat, mengusulkan membuat Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk mengembangkan riset-riset besar di Indonesia.
“Saya masih ingat, bagaimana bapak bersama ibu Megawati berbincang membuat lembaga riset. Ide badan riset nasional agar semua tidakan dan pengerjaan berjalan dengan hasil riset. Riset tidak ada artinya jika tidak menghasilkan inovasi. Sebab inovasi adalah pelengkap untuk kita hingga kini dan itu ditunjukan oleh riset yang diturunkan hingga kini oleh Pak Habibie," kata Bambang dalam peluncuran buku "SAYA, Baharuddin Yusuf Habibie" yang ditulis anggota Dewan Pembina the Habibie Center, A Makmur Makka pada Sabtu (29/1).
Makanya, Indonesia patut bersyukur karena ada tokoh anak bangsa yang kiprahnya harum mewarnai kacah dunia.
Sementara mantan Kepala BPPT Unggul Priyanto menyatakan, ada beberapa konsep pengembangan teknologi yang dilontarkan Habibie dan saat itu banyak menimbulkan perdebatan.
"Misalkan saja pada negara berkembang yang sudah terlambat membangun suatu industri, maka tidak perlu memulai dari awal. Bisa dipotong dari tengah atau ujung. Ketika sudah menguasai, baru melakukan riset dasar mengenai teknologi yang sedang dikembangkan. China juga melakukan hal sama. China bermula memulai kereta cepat dengan membeli lisensi dari Jepang dan Jerman. Kini, China sudah melampaui Jerman dan Jepang," papar dia.
Sementara itu, Rektor Universitas Multimedia Nusantara Jakarta Ninok Leksono mengatakan, peran BJ Habibie bukan hanya dalam mengembangkan riset saja. Namun juga bidang teknologi, politik, dan ekonomi hingga kini jasanya pun dikenang.
“Saya masih ingat saat saya mengirimkan surat ke Pak Soeharto. Lalu saya dihubungi oleh ajudannya terkait riset pemikiran saya. Saya kira bapak BJ Habibie marah karena mengira melangkahi beliau menjadi atasan. Ternyata tidak. Saya diperlakukan seperti praktisi saja. Dari situ saya melihat bagaimana kedekatan beliau dengan Pak Soeharto dan bagaimana beliau memosisikan dirinya," ungkapnya.
Sebagai tambahan informasi, Presiden Ketiga Indonesia, BJ Habibie memiliki segudang prestasi di bidang teknologi, terutama penerbangan. Nama Habibie tak hanya harum di Indonesia saja, bahkan sampai ke luar negeri. Pria penerima gelar Doktor Ingenieur ini, pernah bekerja di salah satu perusahaan penerbangan yang ada di Hamburg, Jerman.
Keterlibatannya dalam dunia teknologi menjadikan alumnus Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen, Jerman ini dikenal sebagai Bapak Teknologi.
Adapun peninggalan Habibie semasa hidupnya untuk Indonesia dalam bidang reformasi ekonomi yaitu, cara dia mengendalikan nilai rupiah dan penanggulangan krisis merupakan dua arah sasaran reformasi pada bidang ekonomi.
Pemerintahan Presiden BJ Habibie mampu membawa perekonomian Indonesia lebih baik dibuktikan dengan adanya penurunan laju inflasi dan persebaran kebutuhan pokok kembali berjalan dengan baik. Hal lainnya nilai tukar rupiah mengalami penguatan secara signifikan.