Bareskrim Polri masih meneliti dua laporan yang dilayangkan terhadap penceramah kondang Ustaz Abdul Somad (UAS). Namun demikian, Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Rickynaldo Chairul memastikan UAS akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
"Iya, sudah ada beberapa laporan. Pasti akan dipanggil (UAS), tapi laporannya dipelajari dulu," ujar Rickynaldo kepada wartawan di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (20/8).
Menurut Rickynaldo, laporan terhadap UAS tersebar di polda beberapa daerah. Namun demikian, nantinya laporan-laporan tersebut akan ditangani menjadi satu di Bareskrim Polri.
Rickynaldo mengungkapkan, analisis Bareskrim bakal menentukan proses penanganan kasus dugaan penistaan agama itu selanjutnya. "Kalau memenuhi unsur ITE-nya baru diserahkan ke Siber, tapi kalau tidak biasanya diserahkan ke pidum (Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri)," ucapnya.
Selain dilaporkan ke sejumlah polda daerah, UAS juga dilaporkan kelompok yang menamakan diri mereka Horas Bangso Batak ke Polda Metro Jaya. Laporan itu diterima oleh pihak kepolisian dengan nomor laporan LP/5087/VIII/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus tertanggal 19 Agustus 2019.
Laporan serupa dilayangkan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ke Bareskrim Polri. GMKI menilai video dakwah Abdul Somad dianggap telah membuat gaduh masyarakat. Laporan itu diterima pihak kepolisian dengan nomor LP/B/0725/VIII/2019/Bareskrim tertanggal 19 Agustus 2019.
Dalam sebuah potongan video ceramah yang beredar di media sosial, UAS menyinggung simbol agama Katolik. UAS mengatakan bahwa dalam hukum Islam salib adalah tempat bersarangnya jin kafir. "Apa sebabnya? Saya selalu terbayang salib, jin kafir sedang masuk karena di salib itu ada jin kafir," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta UAS segera mengklarifikasi maksud dari ucapannya itu. "Karena juga banyak usulan. Ya, dilalui (menggunakan) proses yang ada di negeri ini," kata JK kepada wartawan di Kantor Wapres, Jakarta.
Wapres juga mengimbau seluruh pendakwah dari berbagai agama untuk menyampaikan konten-konten yang mendamaikan. "Kita semua, apakah itu Islam, Kristen, Buddha, dalam berdakwah atau dalam memberikan kotbahnya haruslah lebih adem dan lebih menghormati satu sama lain," kata dia. (Ant)