close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tim bantuan dari pos komando mendistribusikan bantuan logistik ke dua kecamatan terdampak gempa di Kabupaten Cianjur, Jabar, pada Minggu (27/11/2022). Dokumentasi BNPB
icon caption
Tim bantuan dari pos komando mendistribusikan bantuan logistik ke dua kecamatan terdampak gempa di Kabupaten Cianjur, Jabar, pada Minggu (27/11/2022). Dokumentasi BNPB
Nasional
Rabu, 30 November 2022 19:22

Distribusi tak merata, Bupati Cianjur minta bantuan disalurkan via posko terpusat

Untuk kebutuhan logistik harian, seperti makanan, ada 18 dapur umum yang dioperasikan Dinas Sosial beserta tim relawan dari daerah di Jabar.
swipe

Distribusi logistik bantuan untuk korban bencana gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), masih terus disalurkan hingga hari ini (Rabu, 30/11). Salah satunya terkait sarana kebersihan untuk masyarakat di pengungsian dan lokasi terdampak gempa.

Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengungkapkan, terdapat penambahan bilik mandi, cuci, dan kakus (MCK) di sekitar posko-posko pengungsian.

"Penambahan 150 bilik MCK untuk pos-pos pengungsian terpusat, yang sebelumnya terpasang 47 MCK di beberapa titik," kata Herman dalam konferensi pers, beberapa saat lalu.

Selain itu, distribusi bantuan di wilayah yang sulit dijangkau masih disalurkan menggunakan kendaraan roda dua. Untuk kebutuhan logistik harian, seperti makanan, ada sebanyak 18 unit dapur umum yang dioperasikan Dinas Sosial beserta tim relawan dari kabupaten/kota di Jabar.

Herman mengimbau masyarakat yang akan menyalurkan bantuan kepada korban terdampak gempa dilakukan melalui posko-posko terpusat di Pendopo Kabupaten Cianjur, Polres Cianjur, atau Kodim 0608/Cianjur.

"Sehingga, penyampaian secara pribadi, organisasi, lembaga tidak langsung ke lokasi-lokasi bencana alam. Sebagai evaluasi kami di lapangan, sekarang pembagian bantuan-bantuan tidak merata," tuturnya.

Disampaikan Herman, pihaknya mendapati ada penumpukan bantuan di sejumlah posko. Namun, ada juga posko pengungsian yang menerima bantuan secara tidak optimal. Oleh karenanya, penyaluran bantuan diarahkan secara terpusat melalui posko agar merata.

"Masyarakat Cianjur masih tetap membutuhkan bantuan-bantuan. Bukan sekarang saja, ke depan, sampai dengan masyarakat berpenghasilan stabil dan ekonomi juga bisa tumbuh kembali, dan recovery juga bisa terselesaikan," papar Herman.

Hingga sore ini, korban meninggal dunia pascagempa Cianjur tercatat ada 328 orang dan 12 orang belum ditemukan. Adapun korban luka berat mencapai 595 orang, di mana 61 di antaranya masih dirawat di rumah sakit (RS) di Cianjur.

Selain itu, ada 451 titik pengungsian yang tersebar di 16 kecamatan terdampak dengan total pengungsi 108.720 orang. Herman menyampaikan, tim asesmen gabungan telah memverifikasi lebih dari 17.000 rumah rusak akibat gempa Cianjur.

"Kerugian materiel sampai dengan hari Rabu, 30 November 2022, pukul 15.00 WIB, sudah terverifikasi sejumlah 17.864 rumah. Dengan rincian rumah rusak berat sebanyak 4.376, rumah rusak sedang sebanyak 5.306, rumah rusak ringan sebanyak 8.182," jelasnya.

Ditambahkan Herman, Kementerian PUPR telah memulai tahapan awal merelokasi permukiman warga Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku. Kementerian PUPR diharapkan dalam waktu dekat dapat mendirikan rumah percontohan yang akan dibangun di lokasi tersebut.

"Adapun data-data yang akan menempati tempat relokasi, saat ini kami masih menunggu tim asesmen dan juga menunggu dari BMKG, daerah mana-mana saja yang tidak diperkenankan untuk membangun kembali rumah hunian," tandasnya.

img
Gempita Surya
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan