Bupati Semarang, Ngesti Nugraha mengimbau kepada seluruh warga yang tinggal di kecamatan rawan bencana alam, untuk selalu waspada dan bersiaga menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam selama seminggu ke depan.
Pernyataan ini diucapkan langsung oleh Bupati Semarang, setelah keluarnya peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang potensi terjadinya cuaca ekstrem, akibat dampak dari fenomena La Nina yang akan melanda wilayah Indonesia.
“Warga di daerah rawan bencana harus waspada dan siaga kemungkinan terjadinya tanah longsor, angin puting beliung ataupun banjir. Saat ini sudah memasuki musim penghujan dan prakiraan BMKG tentang cuaca ekstrem,” ucap Bupati kepada warga korban bencana penerima bantuan sosial, di Gedung Dharma Satya Lantai II Kompleks Kantor Bupati Semarang, pada Selasa (2/11).
Saat itu, Ngesti Nugraha menyerahkan langsung bantuan sosial berupa uang tunai kepada 20 orang warga yang menjadi korban bencana. Bantuan yang diberikan kepada para korban mulai dari 3 juta hingga 10 juta, sesuai dengan tingkat kerusakan.
Bantuan yang diberikan adalah sebagai salah satu bentuk perhatian Pemkab Semarang kepada warga yang menjadi korban bencana.
“Harapannya, bantuan dapat meringankan beban penderitaan warga terdampak,” harap Ngesti.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto menyampaikan bahwa pihaknya menyiapkan arahan bupati kepada para camat dan kepala desa di daerah rawan bencana alam, untuk bersiap siaga dalam menghadapi cuaca ekstrem yang akan terjadi di musim penghujan tahun ini.
“Nanti para camat dan kades diminta untuk memetakan daerah rawan bencana alam di wilayahnya. Hal itu sebagai langkah antisipasi dalam rangka mitigasi bencana untuk meminimalkan korban dan kerugian material,” tutur Kalakhar BPBD Kabupaten Semarang.
Berdasarkan data dari BPBD, beberapa kecamatan yang dianggap rawan bencana tanah longsor maupun angin rebut adalah Kecamatan Sumowono, Banyubiru, Pabelan, Bringin, Bandungan dan Bancak.
Ia menyebut bahwa sepanjang 2021 sampai dengan awal November ini, telah terjadi 149 bencana. Bencana alam yang paling banyak terjadi adalah tanah longsor, sebanyak 48 kali. Terakhir, terjadi angin ribut di wilayah Pabelan.