Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyelenggarakan Program Gebyar Vaksinasi bagi lansia di Jawa Barat (Jabar) lantaran cakupannya tergolong rendah, sekitar 8%. Hingga kini, paling banyak 80.000 golongan tua di "Bumi Pasundan" yang diimunisasi Covid-19 setiap harinya.
"Risiko tinggi dan yang wafatnya juga bisa tinggi, jadi tolong dengan adanya program ini, yuk kita lebih agresif vaksinasi lansia. Mereka adalah orang-orang yang harus kita lindungi," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, saat peluncuran Gebyar Vaksinasi di RSUD Otista Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (18/5). Pemerintah menargetkan 21,5 juta lansia menerima vaksin Covid-19.
Kemenkes ingin 1,5 juta penyuntikan setiap hari pada Juli-Desember 2021 dari realisasi saat ini 500.000 orang per hari. Sebanyak 230.000 di antaranya dari proyeksi merupakan lansia di Jabar.
Menurut Budi, peningkatan cakupan vaksinasi lansia harus disegerakan lantaran probabilitas tertular SARS-CoV-2 dan masuk rumah sakit 60 kali lebih tinggi dibandingkan golongan muda.
Gebyar Vaksinasi di RSUD Otista Soreang diadakan selama 13 hari hingga 29 Mei 2021. Ditargetkan 1.000 lansia se-Kabupaten Bandung divaksinasi setiap harinya.
Lansia yang akan diimunisasi rencananya dijemput menggunakan bus hasil kerja sama pemerintah kabupaten (pemkab) dengan Traveloka.
"Vaksinasi kelompok lansia merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya sehingga Traveloka berharap dukungan kami di Kabupaten Bandung ini dapat membantu pemerintah dalam mencapai terbentuknya herd immunity dan pemulihan ekonomi nasional," kata Co Founder Traveloka, Albert.
Vaksinasi tahap kedua, yang menyasar pelayan publik dan lansia, dilaksanakan sejak Februari dan ditargetkan selesai bulan depan. Hingga 16 Mei, pukul 12.00 WIB, cakupan vaksinasi bagi lansia secara nasional rerata dosis pertama sebesar 12,95% dan 8,5% untuk dosis kedua.
Rendahnya capaian ini, menukil situs web Kemenkes, diklaim karena beberapa faktor. Takut atau ragu dari lansia maupun keluarga terhadap keamanan vaksin hingga terbatasnya akses informasi dan terbatasnya akses transportasi, misalnya.