Sejumlah calon penumpang domestik dan internasional memilih bertahan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, menunggu kepastian jadwal keberangkatan setelah bandara ditutup sementara hingga pukul 19.00 WITA.
Pantauan di terminal keberangkatan internasional pukul 09.30 WITA, Jumat (29/6), ratusan penumpang yang sebagian besar merupakan warga negara asing terlihat duduk di beberapa sudut ruangan di lantai tiga gedung tersebut.
Beberapa calon penumpang terlihat duduk di beberapa bangku, sebagian di antaranya ada juga yang duduk di beberapa sudut atau menikmati santapan di sejumlah restoran yang tersedia di gedung tersebut.
Meski demikian tidak terlihat adanya penumpukan penumpang di terminal keberangkatan internasional. Bahkan di lantai satu tidak begitu banyak calon penumpang yang wara-wiri.
Beberapa calon penumpang yang ditemui mengaku belum mendapatkan informasi dari maskapai terkait penutupan bandara. "Kami lagi konfirmasi ke maskapai jadi kami tunggu saja kapan berangkatnya," kata seorang calon penumpang Manuel Guteres Pequenino (32), kepada Antara.
Manuel yang berasal dari Dili, Timor Leste itu, berencana berangkat bersama lima orang rekannya ke Inggris dengan transit di Doha menggunakan maskapai Qatar Airlines. Manuel mengaku tidak mendapatkan informasi dari maskapai yang digunakan sehingga dirinya langsung berangkat ke bandara karena jadwal keberangkatan seharusnya pukul 09.00 WITA.
Senada dengan Manuel, calon penumpang asal New Delhi, India, Vikas Chopra, mengaku tidak mendapatkan informasi dari maskapai yang digunakan sehingga langsung menuju ke bandara.
"Saya menggunakan Malindo Air berangkat pukul 11.30 WITA, transit dulu di Kuala Lumpur, tetapi mereka tidak memberikan informasi penutupan bandara," ucapnya.
Untuk sementara, ia bersama anggota keluarganya yang liburan di Amed, Karangasem itu akan berada di bandara sembari menunggu informasi lanjutan. "Kami belum tahu harus ke mana apalagi dengan banyak bagasi," katanya.
Sementara itu calon penumpang lainnya Nur Erdem mengaku memaklumi situasi alam yang memaksa bandara untuk tidak beroperasi terkait dampak abu vulkanik Gunung Agung itu.Wanita warga negara Jerman keturunan Turki itu saat ini tengah melakukan konfirmasi kepada maskapai penerbangan Singapore Airlines yang seharusnya terbang pukul 10.00 WITA, terkait kelanjutan jadwal keberangkatannya. "Belum tahu kelanjutannya bagaimana, kami hanya menunggu informasi dulu," ucapnya.
Sementara PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) membatalkan sebanyak 38 penerbangan di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai menyusul peningkatan aktivitas sebaran debu vulkanik dari erupsi Gunung Agung, Bali.
"Pembatalan penerbangan dari dan ke Denpasar, Bali, sejalan komitmen perusahaan dalam mengedepankan aspek keselamatan operasional penerbangan, khususnya mempertimbangkan sebaran abu vulkanik yang sangat berisiko terhadap keselamatan penerbangan," kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono dalam keterangan tertulisnya.
Dengan situasi ini, seluruh penumpang Garuda Indonesia terdampak pembatalan jadwal penerbangan Garuda Indonesia akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Agung diberikan pilihan untuk merubah jadwal penerbangan (reschedule), reroute atau melakukan refund sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Garuda Indonesia akan terus memonitor situasi dan perkembangan berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung tersebut, khususnya aktivitas sebaran abu vulkanik yang dapat mengganggu keselamatan penerbangan.
Garuda Indonesia mengimbau para penumpang untuk memastikan kembali jadwal penerbangannya melalui call center Garuda Indonesia di nomor 021-23519999 dan 0804 1 807 807.
Penumpang juga diimbau untuk memastikan nomor kontak atau alamat e-mail yang tercantum pada tiket agar kami dapat menghubungi apabila terjadi perubahan jadwal penerbangan.