Ibu kota baru di Kalimantan Timur akan berkonsep desain forest city yang serba canggih, cerdas, modern, berkelas internasional.
Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan ada beberapa hal yang menjadi poin penting dalam membangun ibu kota baru di Kaltim.
Misalnya, untuk perencanaan dan pengembangan kawasan prasarana dasar. Dia menjadwalkan perencanaan itu sampai dengan pertengahaan tahun depan. Prasarana dasar yang dia maksud adalah berupa jalan, bendungan air, dan sanitasi.
"Itu kita desain mulai sekarang, karena sudah ada lokasinya. Sampai dengan pertengahan tahun depan ground breaking untuk dilaksanakan fisiknya. Insya Allah mulai tahun depan," ujarnya di kompleks DPR Senayan Jakarta, Senin (26/8).
Kemudian untuk perumahan dan perkantoran, dia menuturkan akan dijadwalkan mulai tahun depan. Konsepnya melalui metode desain dan bangun sekaligus.
Metode project design and build biasa disebut proyek terintegrasi rancang bangun. Basuki menilai metode tersebut lebih efisien dari sisi waktu dan biaya daripada metode konvensional desain, lelang, tender, dan kemudian bangun.
"Design and build itu lebih cepat. Seperti waktu kemarin pengalaman renovasi dan pembangunan GBK (Gelora Bung Karno) untuk Asian Games, itu kalau kita pakai tradisional konvensional enggak akan selesai," tuturnya.
Basuki menjelaskan, pekerjaaan pemerintah saat ini dalam membangun ibu kota yakni terlebih dahulu merancang desain, dengan cara lelang tender kepada konsultan. Setelah desain ditetapkan, baru akan masuk ke tahap lelang tender konstruksi. Hal ini akan memakan banyak waktu.
"Tapi kalau design and build kita punya kriteria desain sehingga bisa ditenderkan kontraktornya dengan konsultannya sendiri, langsung desain, langsung pekerjaan (fisik)," paparnya.
Selain itu, Basuki juga memastikan bahwa ibu kota baru tidak berada di kawasan pertambangan batu bara.
Dari sisi pendanaan, dia mengatakan bahwa pembangunaan ibu kota juga tidak akan mengandalkan APBN. Porsi APBN, kata dia, maksimum hanya 19% dari total investasi yang sebesar Rp466 triliun.
"19% itu kan untuk jalan, air, sanitasi, itu untuk prasarana dasar terutama. Sedangkan untuk perkantoran dan lain-lainnya itu bisa pakai KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha)," kata Basuki.
Kendati demikian, Basuki tidak merinci berapa persentase APBN yang dilekatkan pada Kementerian PUPR untuk membangun ibu kota. Menurut dia, skema penggunaan APBN tahun jamak atau multiyears.
"Itu nanti kalau APBN kan multiyears. Tidak harus kebutuhannya Rp100 triliun harus tersedia (langsung) Rp100 triliun, kan enggak. Multiyears sampai 3-4 tahun," pungkasnya.
Untuk menyimak rincian desain dan teknologi ibu kota yang baru, bisa disimak di sini.
Berikut gambar desain sementara ibu kota yang baru:
1. Lapangan dan monumen Pancasila
2. Kawasan inti pusat pemerintahan
3. Integrasi ruang hijau dan biru
4. Ruang terbuka publik dengan konsep aksestabilitas
5. Moda transportasi publik terintegrasi
6. Peta desain ibu kota