close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Flickr
icon caption
Ilustrasi. Flickr
Nasional
Kamis, 09 September 2021 13:47

CDS luncurkan database tentang tindak pidana terorisme

Data yang termuat disusun berdasarkan berkas putusan pengadilan atas kasus terkait.
swipe

Center for Detention Studies meluncurkan virtual terkait situs yang memuat database tentang tindak pidana terorisme. Dengan nama Database Application Criminal Acts Cases, situs ini diluncurkan dengan berkolaborasi antarberbagai pihak, antara lain Pusat Studi Kajian Terorisme Universitas Indonesia, I-KHub BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), dan Peace Generation.

Pada acara peluncuran virtual pada Kamis (9/9), database ini diperkenalkan sebagai pusat data terbuka yang dapat diakses oleh semua pihak untuk mengetahui perkembangan kasus-kasus tindak pidana terorisme. Data yang termuat disusun berdasarkan berkas putusan pengadilan atas kasus terkait.

Selain itu, tujuan dihadirkannya database untuk membantu proses penegakan hukum dan penegakan kebijakan. Database ini menyajikan data seputar kasus terorisme yang terjadi di seluruh Indonesia, meliputi demografi pelaku terorisme, peta persebaran, karakteristik jaringan, pola pemidanaan, dan tren terorisme dari tahun ke tahun. Data yang termuat tersebut juga dapat diunduh secara terbuka oleh masyarakat.

Deputi III Kerjasama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto menyampaikan, database seperti ini sangat dibutuhkan untuk membantu pengambil kebijakan dan aparat penegak hukum untuk mengatasi permasalahan terorisme.

Pasalnya, data terorisme yang tersedia kini masih belum terintegrasi. Oleh karena itu, menurut Andhika perlu ada database yang dapat memuat seluruh informasi terkait terorisme yang ada di Indonesia.

“Kesediaan database yang komprehensif tentunya sangat akan membantu para pemangku kepentingan, dalam hal-hal seperti mempercepat proses peradilan, tahapan-tahapan pasca peradilan, dan membantu pemangku kepentingan untuk menentukan kebijakan penanggulangan tindak terorisme," kata Andhika.

Menyambung Andhika, Direktur Eksekutif CDS Ali Aranoval menyampaikan, CDS telah melakukan riset terlebih dahulu sebelum membangun database ini. Dari hasil riset yang dilakukan, terdapat beberapa kendala kecil dalam menanggulangi tindak terorisme, yakni keterbatasan data dan informasi terkait pola pergerakan serta persebaran jaringan terorisme. 

Padahal menurutnya, data dan informasi terkait kasus terorisme dibutuhkan oleh berbagai pihak, termasuk pembuat kebijakan, peradilan, akademisi, dan sebagainya untuk menanggulangi terorisme. Hal ini yang mendorong CDS untuk membuat database secara komprehensif terkait kasus terorisme. 

img
Zulfikar Hardiansyah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan