Nahas nasib BH, bos rental mobil asal Jakarta yang tewas usai dikeroyok massa di Desa Sumbersoko, Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, Kamis (6/6). Kejadian berawal ketika BH bersama tiga rekannya hendak mengambil mobil sewaan yang terdeteksi di rumah salah seorang warga. BH berusaha mengambil mobil itu dengan kunci cadangan.
Apesnya, mereka diteriaki maling oleh warga. Keempat korban akhirnya dihajar warga. Mobil yang dibawa keempat korban dari Jakarta juga dibakar. Usai kejadian itu, polisi menangkap tiga tersangka pengeroyokan.
Menurut pegawai sebuah rental mobil di Semarang, Jawa Tengah, Aditya Surya, 30 tahun, hampir semua pelaku usaha rental mobil di Semarang mengenali kawasan rawan pencurian mobil rental. Termasuk di daerah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.
“Daerah itu sudah terkenal dengan banyaknya unit penjualan sepeda motor atau mobil curian,” ucap Aditya kepada Alinea.id, Senin (10/6).
Selain daerah Sukolilo, Aditya menyebut, masih banyak terdapat daerah penadah mobil dan sepeda motor curian. Misalnya, daerah Jepara dan Rembang, Jawa Tengah.
"Paling rawan memang daerah Pati, ada beberapa daerah juga selain Sukolilo, tapi yang paling terkenal memang Sukolilo," ujar Aditya.
Aditya mengatakan, pelaku pencurian mobil rental biasanya menggunakan identitas palsu untuk mengelabui pihak penyewaan mobil. Lalu, mobil itu dicuri. Maka, demi menghindari kejadian pencurian mobil itu, salah satu usaha yang dilakukan pengelola rental mobil adalah dengan mamasang alat global positioning system (GPS) di tempat yang tidak terduga oleh pelaku.
"Selain itu, bisa juga memfoto si peminjam. Tapi menurut saya, pencuri lebih pintar daripada pemilik rental," tutur Aditya.
Dhubungi pada Senin (10/6), kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Arthur Josias Simon Runturambi mengatakan, sudah ada ruang kekerasan yang terbangun di benak warga Sukolilo, hingga muncul aksi main hakim sendiri. Ruang kekerasan terbentuk karena itu daerah tadahan curian, sehingga warga main hakim sendiri saat ada pengambilan mobil.
“Kesalahpahaman yang tampaknya bukan spontanitas, tapi dipicu para pihak yang menguasai wilayah itu, memberi peringatan untuk tidak sembarangan mengambil mobil (walau menyewa),” tutur Josias.
“Dugaan saya seperti itu. Karena justru di wilayah seperti itu, orang asing atau baru menjadi sorotan.”