close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ribuan warga pesisir Pantai Pandeglang, Banten, mengungsi akibat diterjang gelombang tsunami setinggi lima meter hingga merobohkan rumah. / Twitter
icon caption
Ribuan warga pesisir Pantai Pandeglang, Banten, mengungsi akibat diterjang gelombang tsunami setinggi lima meter hingga merobohkan rumah. / Twitter
Nasional
Minggu, 23 Desember 2018 07:16

Dahsyat! Gelombang tsunami Selat Sunda robohkan rumah

Ribuan warga pesisir Pantai Pandeglang, Banten, mengungsi akibat diterjang gelombang tsunami setinggi lima meter hingga merobohkan rumah.
swipe

Ribuan warga pesisir Pantai Pandeglang, Banten, mengungsi akibat diterjang gelombang tsunami setinggi lima meter hingga merobohkan rumah.

Mereka para korban tsunami Selat Sunda itu mengungsi ke masjid, sekolah, perkantoran, terminal dan gedung tsunami.

"Kita bersama keluarga mengungsi ke masjid jami Al Mukmin," kata Yudi, warga Lantera Desa Cigodang Kecamatan Labuan, Pandeglang, Minggu (23/12).

Ia mengaku dirinya saat ini bingung setelah rumahnya roboh akibat diterjang gelombang pasang. Namun, beruntung anggota keluarganya selamat setelah berlarian ke perbukitan yang jaraknya mencapai dua kilometer.

Ketinggian air laut sangat menakutkan karena arusnya cukup kuat, sehingga langsung menyelamatkan dengan berlarian ke perbukitan.

Saat ini, kata dia, dirinya mengungsi di masjid bersama istri dan dua anak.

Peristiwa gelombang pasang terjadi pukul 21.20 WIB dan saat itu dirinya tengah duduk di halaman rumah yang jaraknya ke pantai 200 meter.

Namun, tiba-tiba air laut menerjang permukiman masyarakat hingga kendaraan terseret dan ratusan rumah roboh.

"Kami tidak terbayangkan jika tengah tidur, karena gelombang pasang itu cukup tinggi hingga lima meter," katanya.

Begitu juga Memed, warga Laba Desa Cigodang, Kecamatan Labuan, mengatakan dirinya saat gelombang pasang langsung membawa anak dan istri ke tempat yang lebih aman.

Ia berlarian dengan kondisi gelap sepanjang 1,5 kilometer untuk menyelamatkan jiwa dari bencana gelombang pasang itu.

Saat ini, dirinya berlarian mendengar suara keras letusan Anak Gunung Krakatau.

"Kami saat ini belum berani kembali ke rumah, karena khawatir terjadi gelombang pasang susulan," kata Memed yang mengungsi di gedung tsunami.

Berdasarkan pantauan, Minggu pagi hujan lebat masih berlangsung sehingga pengungsi belum melihat kondisi rumahnya.

Mereka saat ini masih dipengungsian dan membutuhkan makanan.

Saat ini, pemerintah daerah belum melakukan penyaluran bantuan makanan karena masih melakukan pendataan korban gelombang pasang. (Ant).

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan