Hanya dalam lima hari, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror berhasil menggulung 22 terduga teroris. Para terduga teroris merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan organisasi teroris global Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi.
Kepal Biro Penerangan Masyatakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, ke-22 terduga teroris itu ditangkap di berbagai daerah pada periode 10 hingga 14 Oktober 2019. Para terduga teroris merupakan anggota JAD Bekasi pimpinan Abu Zee yang telah lebih dulu ditangkap.
"Sel kelompok ini independen. Mereka lebih terstruktur di media sosial. Setiap akan melakukan amaliyah, mereka memberitahukan melalui grup (media sosial) mereka," kata Dedi di Gedung Humas Polri, Jakarta, Senin (14/10).
Para tersangka tersebut, menurut Dedi, berkoordinasi melalui Telegram dan media sosial. "Kelompok ini melakukan amaliyah secara random. Tidak detail waktu dan sasarannya," imbuh Dedi.
Dirinci Dedi, anggota JAD yang pertama ditangkap pada periode itu ialah Abu Rara, FA, dan RA. Ketiganya ditangkap di Banten, Kamis (10/10) lalu, terkait dengan insiden penusukan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto. Pada hari yang sama, Densus menangkap dua terduga teroris berinisial AT dan ZA di Bali.
Sehari berselang, polisi menangkap terduga teroris dengan inisial S alias Jack Sparrow. Di hari yang sama, teroris berinisial R alias Putera alias Pedagang Berdebu ditangkap di Jambi. Masih di hari yang sama, teroris berinisial TH ditangkap di Jakarta.
Di Lampung, terduga teroris berinisial NAS dan APS ditangkap pada Minggu (13/10). Polisi juga menangkap terduga teroris dengan inisial A di Sulawesi Tengah dan terduga teroris berinisial RF, YF dan BA di Jawa Barat pada hari yang sama.
Polisi kembali menggulung sejumlah terduga teroris berinisial TH, Y alias Yudhistira, MRM alias Rizki, dan UE di Lampung, hari ini. Tiga terduga teroris lainnya juga ditangkap di Jawa Barat, yakni N, JJ dan AAS.
Dedi mengatakan, penangkapan gencar dilakukan tak hanya terkait insiden penusukan Wiranto saja. "Kemarin kelompok mereka akan melakukan bom bunuh diri di Solo dan Jogja. Jadi, Densus bergerak sesuai fakta hukum," ujar Dedi.
Meskipun belum ada indikasi kelompok JAD akan melancarkan serangan untuk menggagalkan pelantikan Jokowi-Ma'ruf, Dedi mengatakan, langkah-langkah antisipasi tetap dilakukan Polri.
"Belum ada ke arah sana (pelantikan Presiden), tapi sampai saat ini Densus masih melakukan pengejaran kelompok mereka dengan dasar fakta di lapangan yang telah kelompok itu siapkan," kata dia.
Sejak 1 September 2019 hingga 9 Oktober 2019, Densus 88 telah menangkap 24 terduga teroris di berbagai daerah. Artinya, sejak awal September hingga kini, Densus 88 telah menangkap 46 terduga teroris.