Aksi massa yang berlangsung pada Senin (30/9) ricuh di sejumlah titik di Jakarta. Protes yang digagas mahasiswa dan pelajar tersebut diwarnai bentrokan dengan polisi anti huru hara hingga malam hari saat aparat membubarkan massa.
Pengunjuk rasa membakar ban, melempari polisi dengan batu, bom molotov dan petasan berbalas dengan penembakan gas air mata dan meriam air oleh aparat. Atas peristiwa tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI) mendata sebanyak 210 orang dilarikan ke rumah sakit.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, 210 orang dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans yang disiagakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat kerusuhan di sekitar Gedung DPR/MPR, Senin (30/9).
"Data per tadi pagi jam 07.30 WIB ini ada 210 orang yang dibawa ke rumah sakit," ujar Anies di Monas, Jakarta pada Selasa (1/10).
Dari total 210 orang tersebut, ada 15 orang yang harus rawat inap. Sementara sisanya diperbolehkan pulang. Jumlah korban yang dirawat lebih banyak dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan.
Sementara itu, lanjut Anies, terkait fasilitas publik, petugas dari PPSU maupun dinas lainnya langsung bekerja agar jalan-jalan yang terimbas rusuh demonstrasi kembali normal dan layak dilewati. Petugas juga memperbaiki pembatas beton di jalur Transjakarta yang rusak maupun berubah posisi akibat aksi demonstran.
"Jadi dari malam mereka semua bekerja. Tim kebersihan bekerja all out, kita mengerahkan lebih dari 200 orang. 200 orang itu bertahan di dalam kompleks GBK sampai kondisi sudah tenang, begitu kondisi tenang mereka langsung membersihkan semuanya," ujarnya.